NewsPolitik

Rusia Sebut Perang Dunia III dapat Terjadi Usai Trump Rendahkan Putin

×

Rusia Sebut Perang Dunia III dapat Terjadi Usai Trump Rendahkan Putin

Sebarkan artikel ini
Rusia Sebut Perang Dunia III dapat Terjadi Usai Trump Rendahkan Putin
Putin dan Trump berjumpa dalam perhelatan KTT G-20 di Osaka, Jepang, pada 28 Juni 2019 lalu. (AP Photo/Susan Walsh)

Detak Tribe – Dmitry Medvedev selaku mantan Presiden Rusia yang menjabat pada tahun 2008 sampai 2012 lalu, menyebut bahwa Perang Dunia dapat terjadi.

Hal ini lantaran kritik tajam yang diberikan oleh Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat kepada Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin.

Kritik tersebut berhubungan dengan serangan udara yang terjadi di Ukraina beberapa waktu lalu. Trump menyebut bahwa Putin telah “kehilangan akal”.

Ungkapan tersebut mengacu kepada serangan Rusia beberapa hari yang lalu dan berakhir dengan menyebabkan 13 korban meninggal dunia.

Ujaran tersebut Trump sampaikan di platform media sosial Truth Social pada hari Minggu (25/5) lalu. Truth Social merupakan perusahaan yang dirancang oleh Trump untuk alternatif FB dan X.

Lebih lanjut, Trump turut menyebut bahwa tanpa kehadiran dirinya, Rusia sudah pasti akan mengalami berbagai “hal buruk”. Ujaran tersebut akhirnya direspon oleh mantan Presiden Rusia Medvedev yang saat ini menjadi Wakil Dewan Keamanan Rusia.

Medvedev diketahui membalas ujaran tersebut dengan nada yang tak kalah tajam. Dirinya menyebut bahwa satu-satunya hal buruk yang dirinya ketahui adalah Perang Dunia III. Medvedev pun berharap Trump memahami maksud perkataannya.

Keith Kellogg selaku perwakilan Amerika Serikat untuk Ukraina pun menanggapi ucapan Medvedev dan berujar bahwa komentar tersebut gegabah dan tak pantas untuk dilontarkan.

Kellogg juga menyebut bahwa pihaknya tengah berupaya untuk melakukan gencatan senjata.

Meski perdebatan terus berlanjut, usaha diplomasi yang dilakukan di belakang layar nampaknya terus berjalan.

Terutama ketika dua pejabat di Kedutaan Besar Amerika Serikat menghadiri forum keamanan internasional pada hari Rabu (29/5) kemarin di Moskwa.

Kehadiran Jeremy Ventuso selaku Sekretaris Kedua serta Eric Jordan selaku Konselor Urusan Politik dan Ekonomi, merupakan peristiwa pertama sejak tahun 2022 lalu. Pada tahun tersebut, Rusia diketahui tengah melakukan invasi secara besar-besaran ke Ukraina.

Sam Greene, analis politik Rusia di King’s College London, menyebut bahwa keberadaan Ventuso dan Jordan sebagai pertanda baik dari pihak pemerintahan Trump. Hal ini karena menunjukkan iktikad baik dengan biaya yang rendah.

Greene turut menerangkan bahwa perilaku tersebut memperlihatkan keinginan Amerika Serikat untuk berhubungan dengan pihak Moskwa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.