Detak Tribe – Rencana Asosiasi Real Estat (ARA) untuk memperkecil ukuran rumah subsidi memicu kontroversi dan kritik dari berbagai kalangan.
Dalam pernyataan terbarunya, ARA mengusulkan agar standar minimal luas rumah subsidi dikurangi menjadi 21 meter persegi, jauh lebih kecil dari standar yang berlaku saat ini, yakni 36 meter persegi.
Wacana “membonsai” rumah subsidi kecil ini dilatarbelakangi alasan efisiensi dan upaya menyesuaikan dengan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut ARA, dengan mengecilkan ukuran rumah, pengembang dapat menekan biaya produksi dan menyediakan lebih banyak unit untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
Namun, usulan ini menuai sorotan tajam dari publik dan sejumlah pakar tata kota. Banyak pihak menilai kebijakan ini justru berpotensi mengorbankan kualitas hidup masyarakat. Rumah subsidi kecil dinilai tidak layak huni dan tidak memenuhi standar minimum hunian yang sehat dan manusiawi.
Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menyebut bahwa wacana ini harus dikaji secara lebih mendalam dan tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi.
“Hunian bukan hanya tempat berteduh, tapi juga ruang tumbuh bagi keluarga. Jika ukurannya terlalu kecil, maka akan menimbulkan dampak sosial jangka panjang,” ujarnya yang dikutip dalam berita kompas Rabu (4/6/25).
Selain itu, kritik juga datang dari kalangan aktivis perumahan rakyat yang menyebut rencana ini sebagai langkah mundur dalam penyediaan perumahan yang layak. Mereka mendesak pemerintah untuk menolak usulan ARA dan fokus pada peningkatan kualitas dan aksesibilitas rumah subsidi, bukan sebaliknya.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR belum mengeluarkan sikap resmi terkait wacana ini. Namun, publik berharap agar keputusan yang diambil nantinya tidak hanya berpihak pada efisiensi pembangunan, tapi juga pada kesejahteraan masyarakat.
Polemik rumah subsidi kecil ini menjadi alarm penting bagi semua pihak untuk meninjau kembali arah kebijakan perumahan nasional. Kebutuhan akan rumah layak huni harus tetap menjadi prioritas utama, tanpa kompromi terhadap kualitas ruang hidup masyarakat berpenghasilan rendah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.