Detak Tribe – Grup Sinar Mas melalui anak perusahaannya, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), resmi membuka pabrik sel dan modul surya terintegrasi yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Langkah ini merupakan bagian dari ekspansi bisnis DSSA di sektor energi baru dan terbarukan (EBT) yang dilakukan melalui PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI).
PT TMAI merupakan hasil kolaborasi strategis antara Trina Solar Co Ltd, PT Daya Sukses Makmur Selaras, dan PT PLN Indonesia Power Renewable. Adapun PT Daya Sukses Makmur Selaras adalah anak usaha dari DSSA yang fokus pada lini usaha EBT dan sektor pendukungnya.
Managing Director Sinar Mas, Ferry Salman, menyampaikan bahwa kehadiran pabrik ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem industri panel surya nasional agar lebih mandiri dan kompetitif.
“Kami sangat menghargai dukungan pemerintah Indonesia dalam mendorong transisi energi, khususnya melalui pemanfaatan energi surya. Harapan kami, semangat positif ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan,” ujar Ferry, Kamis (19/06/2025).
Sementara itu, Wakil Direktur Utama TMAI, Lokita Prasetya, mengungkapkan bahwa nilai investasi untuk pembangunan pabrik ini mencapai lebih dari Rp1,5 triliun.
Pabrik TMAI kini menjadi pabrik sel dan modul surya terintegrasi terbesar di Indonesia, dengan kapasitas produksi mencapai 1 Gigawatt (GW). Bahkan, fasilitas ini mampu menghasilkan salah satu panel surya terbesar di dunia.
“Pabrik ini telah siap beroperasi dan mengadopsi teknologi i-TOPCon Advanced, yaitu generasi terbaru yang dapat memproduksi panel surya dengan daya hingga 720 Wp per panel dan efisiensi tertinggi di kelasnya, yakni mencapai 23,2%,” jelas Lokita.
Dalam proses operasionalnya, pabrik ini telah menyerap hingga 640 tenaga kerja. Selain itu, disediakan pula program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi pekerja, terutama di bidang teknologi produksi sel dan modul surya.
Direktur TMAI, Ooi Kok Tiong, menambahkan bahwa keberadaan pabrik ini akan mempercepat proses hilirisasi industri, termasuk membangun ekosistem energi surya dalam negeri dan memperkuat rantai pasok, baik secara horizontal (melibatkan industri pendukung) maupun vertikal (produksi wafer, ingot, hingga pengembangan smelter polisilikon).
Ia juga optimistis bahwa kontribusi pabrik TMAI akan signifikan bagi Indonesia, baik dalam mendukung program transisi energi, pengembangan ekonomi hijau, hingga peningkatan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
Dari sisi ekonomi, operasional pabrik ini diproyeksikan dapat memberikan dampak besar, dengan potensi nilai investasi sekitar Rp3,7 triliun dan proyeksi pendapatan operasional mencapai Rp1 triliun per tahun.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.