Detak Tribe – Pakar transportasi laut dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Setyo Nugroho, menyoroti insiden tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Ia menduga kuat kecelakaan tersebut dipicu oleh kelalaian manusia, faktor klasik yang kerap menjadi penyebab utama insiden laut di Indonesia.
Pria yang akrab disapa Yoyok itu menyebutkan bahwa hampir 90 persen kecelakaan kapal di Indonesia disebabkan oleh human error.
“Faktor penyebab kecelakaan kapal tidak hanya karena kondisi alam, tetapi juga karena kelalaian manusia. Sekitar 90 persen kecelakaan kapal dipicu oleh faktor ini,” ujar Yoyok, dikutip dari situs resmi ITS, Minggu (06/07/2025).
Lebih lanjut, Yoyok yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS mengungkapkan, perawatan kapal yang minim serta perhitungan stabilitas muatan yang tidak akurat turut memperbesar risiko kecelakaan.
Ia menekankan bahwa 80 persen dari kasus kelalaian manusia tersebut berkaitan langsung dengan penanganan muatan yang tidak sesuai prosedur.
“Sebagian besar disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan muatan. Hal ini mencakup kelebihan kapasitas maupun distribusi beban yang tidak merata,” jelasnya.
Namun demikian, ia tak menampik bahwa cuaca ekstrem juga menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai. Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, kondisi laut semakin sulit diprediksi dan hal ini dapat membahayakan stabilitas kapal.
“Cuaca yang tidak menentu bisa menyebabkan gelombang tinggi yang berisiko besar bagi kapal, terutama jika kapal dalam kondisi tidak optimal,” tambahnya.
Yoyok, yang juga dikenal sebagai ahli perencanaan muatan kapal, menjelaskan bahwa kecelakaan yang menimpa KMP Tunu Pratama Jaya kemungkinan besar merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, mulai dari cuaca buruk, kesalahan prosedur operasional, serta kondisi mesin yang tidak terawat.
“Ini menjadi sinyal bahwa aspek keselamatan pelayaran di Indonesia masih perlu pembenahan serius,” tegasnya.
Ia pun mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap standar operasional pelayaran. Evaluasi ini mencakup prosedur pemuatan, sistem navigasi, hingga perawatan kapal secara rutin. Tak kalah penting, sistem manajemen muatan juga harus diperbaiki agar kapal tidak melebihi kapasitas dan tetap stabil saat berlayar.
Sebagai informasi, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Kamis (03/07/2025) saat mengangkut 65 orang dan 22 kendaraan. Hingga saat ini, proses pencarian korban masih berlangsung.
Data terakhir menyebutkan, 30 orang berhasil diselamatkan, 6 ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan 29 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.