Detak Tribe – Setiap kesuksesan memiliki cerita perjuangan di baliknya, bahkan sering kali penuh ujian yang tidak terlihat oleh publik. Begitu pula kisah pendiri Detak Pustaka, yang kini sukses membangun usaha penerbitan dan menghidupi puluhan pegawai. Di balik keberhasilan tersebut, ia pernah berada di titik terendah—terjerat hutang pinjaman online (pinjol).
Pendiri Detak Pustaka, Mohammad Arif, menjelaskan bahwa saat awal merintis usaha, modal yang ia miliki sangat terbatas. Pada saat itu, pengeluaran operasional perusahaan tetap berjalan, sementara pemasukan belum stabil.
“Waktu itu awal ngerintis belum banyak uang, tetapi pengeluaran terus ada. Jadi, untuk menghidupi sehari-hari, terpaksa pakai pinjol,” kenangnya. Masa tersebut menjadi salah satu periode paling berat dalam hidupnya.
Rasa tertekan dan khawatir tidak mampu membayar hutang membuatnya sering gelisah, bahkan sampai menangis di malam hari. Namun, keberaniannya untuk terbuka kepada orang terdekat menjadi titik balik.
“Saya beranikan diri cerita ke pacar—sekarang istri—kalau saya punya hutang pinjol. Dikasih beberapa masukan dan diajarkan pengelolaan uang yang baik. Setelahnya saya cukup lega dan fokus cari duit untuk melunasi hutang,” ujarnya.
Menariknya, ia mengaku tidak memiliki strategi bisnis rumit untuk bangkit dari keterpurukan. Satu-satunya pegangan adalah tekad kuat untuk melunasi hutang melalui kerja keras dan konsistensi. Perlahan, hasil usahanya mulai terlihat. Hutang pinjol berhasil lunas, dan usaha yang awalnya dibangun dengan keterbatasan mulai berkembang.
Kini, Detak Pustaka bukan hanya menjadi sumber penghidupan bagi dirinya, tetapi juga bagi puluhan pegawai yang bekerja di dalamnya. Kisah pendiri Detak Pustaka ini menjadi bukti bahwa keterbukaan, kejujuran, dan kegigihan adalah kunci untuk keluar dari masa sulit.
Dari hutang pinjol hingga menjadi pengusaha sukses, perjalanannya bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang sedang berjuang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.
