Detak Tribe – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 1.271 kepala keluarga (KK) terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah sungai, terutama Sungai Bedadung.
Banjir yang terjadi pada Senin (15/12/2025) malam itu memaksa sebagian warga mengungsi dan dievakuasi karena ketinggian air di beberapa titik mencapai lebih dari 1 meter.
Kepala BPBD Jember, Indra Tri Purnomo, menjelaskan banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang berlangsung cukup lama dan disertai angin kencang. Kondisi tersebut menyebabkan sejumlah sungai di wilayah Jember tidak mampu menampung debit air.
“Hujan terjadi sejak Senin siang hingga sore hari, sehingga beberapa sungai meluap, di antaranya Sungai Bedadung, Kalijompo, Rembangan, Mayang, Gila, dan Sungai Dinoyo. Luapan sungai tersebut merendam ribuan rumah warga di beberapa kecamatan,” ujar Indra, dikutip dari Antara, Selasa (16/12/2025).
BPBD mencatat banjir melanda 20 titik lokasi yang tersebar di Kecamatan Patrang, Kaliwates, Sumbersari, Pakusari, Kalisat, dan Rambipuji. Ketinggian air bervariasi mulai dari 30 sentimeter hingga mencapai 2 meter. Petugas gabungan langsung melakukan evakuasi warga ke lokasi yang lebih aman.
Di Kampung Ledok, Kelurahan Jember Kidul, banjir merendam 26 rumah warga dengan ketinggian air antara 80 hingga 120 sentimeter. Bahkan, rumah mantan Bupati Jember Hendy Siswanto turut terendam.
Sementara itu, di kawasan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, ratusan rumah terdampak banjir. Selain genangan air, satu dapur milik warga dilaporkan ambruk, dan beberapa rumah mengalami kerusakan akibat derasnya arus sungai.
Banjir juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Jembatan Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, tergerus sepanjang tiga meter hingga akhirnya putus. Jembatan sepanjang 20 meter tersebut kini tidak dapat dilalui kendaraan.
“Akses jembatan di Desa Patemon sementara tidak bisa digunakan karena putus diterjang banjir. Meskipun debit air sudah kembali normal, kerusakan cukup parah dan membutuhkan penanganan,” jelasnya.
Kondisi paling parah dilaporkan terjadi di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, dengan jumlah warga terdampak mencapai 429 KK. Hingga Selasa pukul 03.21 WIB, tim BPBD bersama relawan masih melakukan penanganan dan pemantauan di lokasi tersebut.
Selain merendam ribuan rumah, banjir juga memaksa warga mengungsi, terutama di wilayah yang ketinggian airnya melebihi 1,2 meter. Di Perumahan Villa Indah, Kelurahan Tegal Besar, tercatat 40 KK atau sekitar 200 jiwa terdampak dan harus mengungsi.
“BPBD telah mendirikan tiga tenda keluarga sebagai lokasi pengungsian sementara hingga air benar-benar surut,” kata Indra.
Di kawasan Jalan Melon, Kecamatan Patrang, satu rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus banjir. Selain itu, empat KK terpaksa mengungsi ke mushalla karena rumah mereka masih terendam air.
BPBD bersama instansi terkait juga telah menyalurkan bantuan logistik ke sejumlah titik terdampak, seperti Kepatihan, Gladak Kembar, dan Jalan Melon. Bantuan yang diberikan meliputi paket logistik, makanan siap saji, lauk pauk, peralatan masak dan makan, selimut, matras, kompor, serta paket khusus untuk lansia dan balita.
Diketahui sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem dan mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat di wilayah Jember selama periode 11–20 Desember 2025.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.












