Inspirasi

Buku Langit Tanpa Bintang: Ilham Romadhona dan Perjalanan Menulis Tiga Bulan

×

Buku Langit Tanpa Bintang: Ilham Romadhona dan Perjalanan Menulis Tiga Bulan

Sebarkan artikel ini
Buku Langit Tanpa Bintang Ilham Romadhona dan Perjalanan Menulis Tiga Bulan
Buku Langit Tanpa Bintang karya Ilham Romadhona. (Dok. Detak Pustaka).

Detak Tribe – Di usianya yang masih belia, Ilham Romadhona telah menapaki jejak yang jarang disentuh oleh remaja seusianya. Penulis muda asal Surabaya ini berhasil menerbitkan buku berjudul Langit Tanpa Bintang, sebuah karya yang ia sebut sebagai kumpulan kata-kata yang dekat dengan keseharian Gen Z.

Menurutnya, generasi muda kini lebih menyukai bacaan yang ringkas, relatable, dan mudah dicerna. Hal itulah yang menjadi alasan terciptanya buku Langit Tanpa Bintang, yang mana isi karya tersebut menyesuaikan dengan kebutuhan generasi saat ini.

“Buku ini berisi kata-kata, karena Gen Z zaman sekarang lebih suka membaca kata-kata, jadi saya menyesuaikan,” ujarnya.

Meski tampak percaya diri dengan karya-karyanya, Ilham punya sisi personal yang begitu manusiawi. Baginya, menulis bukan hanya sarana berekspresi, tetapi juga cara merawat diri. Ketika ditanya tentang definisi self-care, ia menggarisbawahi bahwa konsep itu bukan sekadar jalan-jalan atau healing seperti yang sering digaungkan di media sosial.

Self care itu bukan cuma soal healing atau jalan-jalan, tapi lebih ke bagaimana kita menyadari diri sendiri kalau kita butuh istirahat. Self care itu cukup dengan berhenti sebentar kalau lagi capek,” jelasnya.

Ketika jenuh atau stres, Ilham memilih untuk diam sejenak, menarik napas panjang, lalu menulis. Kadang ia menuliskan hal-hal sepele, bahkan curhat yang tidak bernilai apa-apa—namun baginya, itu justru menjadi pelepas beban paling tulus.

“Biasanya diam dulu, tarik napas, menulis. Kadang aku menulis sesuatu yang nggak penting, kayak curhat gitu,” katanya sambil tertawa kecil.

Ilham mengakui bahwa ia pernah mencoba menahan emosi. Namun, cara tersebut ternyata tidak menghasilkan ketenangan, melainkan kelelahan yang berlarut. Oleh sebab itu, saat ini dirinya lebih memilih mengakui emosi yang sedang ia rasakan, dibanding memendamnya.

Tidak hanya itu, Ilham juga belajar mengenali mana self-care yang benar, dan mana yang hanya penundaan berkedok perawatan diri. Batasnya terletak pada hasil yang ia rasakan.

“Kalau ngelakuin sesuatu bikin tenang atau semangat lagi, berarti itu self care. Tapi kalau bikin stuck, berarti itu self-sabotage,” ujarnya tegas.

Untuk menjaga diri agar tidak terjebak dalam lingkaran stres berlebihan, Ilham membiasakan diri memberi ruang bagi tubuh dan pikirannya. Ia memilih untuk beristirahat sejenak dan tidak memaksakan diri.

Dalam proses kreatifnya, Ilham ternyata cukup produktif. Langit Tanpa Bintang ia rampungkan hanya dalam waktu tiga bulan. Tidak berhenti di situ, ia juga tengah menulis karya baru yang rencananya akan digarap untuk diterbitkan.

“Dalam waktu dekat ini mungkin ada, karena saya lagi menulis di Wattpad,” katanya.

Dengan segala pencapaian dan cara pandangnya yang dewasa, Ilham Romadhona tumbuh sebagai representasi generasi muda yang bukan hanya kreatif, tetapi juga peka terhadap kesehatan mentalnya sendiri—menjadikan menulis bukan sekadar karya, melainkan ruang aman untuk memahami diri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.