Detak Tribe – Data resmi pemerintah Jepang yang dirilis pada Kamis (15/2) mengungkapkan bahwa ekonomi negara itu telah merosot ke dalam resesi setelah mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut pada tahun lalu.
Menurut laporan tersebut, Produk Domestik Bruto (PDB) riil Jepang menyusut sebesar 0,4 persen pada periode Oktober-Desember, menandai kontraksi untuk kuartal kedua berturut-turut.
Kontraksi ini disebabkan oleh daya belanja yang lemah, dengan konsumsi swasta turun 0,2 persen karena kenaikan inflasi yang tidak seimbang dengan pertumbuhan upah riil.
Selain itu, investasi bisnis juga mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen, mencerminkan ketidakpastian yang terus berlanjut dalam iklim ekonomi Jepang.
Sementara itu, ekspor tumbuh sebesar 2,6 persen, namun impor juga meningkat 1,7 persen, yang berdampak negatif pada PDB.
Data pemerintah juga menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2023, ekonomi Jepang mengalami ekspansi sebesar 1,9 persen secara riil, meskipun angka ini tidak cukup untuk mencegah penurunan posisinya sebagai ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Jepang kini digeser oleh Jerman dalam peringkat ekonomi dunia, dengan PDB nominal Jepang yang berada di angka 4,21 triliun dolar AS, lebih kecil dari PDB Jerman yang mencapai 4,46 triliun dolar AS.
Kondisi ekonomi yang rapuh ini menunjukkan tantangan yang serius bagi pemerintah Jepang dalam upaya memulihkan pertumbuhan ekonomi dan membangkitkan kepercayaan konsumen serta investor.
