BudayaUMKM

FKJR Cirebon 2025 Resmi Dibuka, Tegaskan Identitas dan Ketahanan Budaya

×

FKJR Cirebon 2025 Resmi Dibuka, Tegaskan Identitas dan Ketahanan Budaya

Sebarkan artikel ini
FKJR Cirebon 2025 Resmi Dibuka, Tegaskan Identitas dan Ketahanan Budaya
Walikota Cirebon saat memberi sambutan dalam FKJR 2025. (Bag/Prokompim/Setda/Kota/Cirebon).

Detak Tribe – Festival Kuliner Jalur Rempah (FKJR) 2025 resmi digelar untuk kedua kalinya di Kota Cirebon. Lebih dari sekadar pesta kuliner, festival ini membawa makna mendalam sebagai perayaan warisan budaya, identitas bangsa, serta ketahanan budaya lokal.

Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai Kamis hingga Sabtu (17–19 Juli 2025), dengan mengambil lokasi utama di Gedung DPRD Kota Cirebon dan area sekitarnya. Tahun ini, FKJR mengangkat tema “Wastra Nusantara”, yang menjadi simbol kecintaan pada warisan budaya tekstil Indonesia.

FKJR merupakan bagian dari agenda tahunan strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon. Dalam pelaksanaannya, festival ini mengusung semangat pelestarian kuliner tradisional, penguatan ketahanan pangan, serta pemberdayaan ekonomi lokal melalui keterlibatan para pelaku UMKM.

Kepala Disbudpar Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini.

“Kami sangat mengapresiasi semua stakeholder yang ikut berkontribusi. FKJR bukan hanya sekadar agenda tahunan, tetapi juga refleksi dari perjalanan panjang sejarah. Kota Cirebon, menurut catatan sejarah, adalah simpul penting dalam jalur perdagangan rempah. Dari pelabuhan ini, aroma cengkeh, pala, dan lada pernah mengarungi samudra dan menghubungkan Nusantara dengan dunia,” ungkap Agus.

Ia juga menambahkan bahwa posisi Cirebon dalam jalur rempah tidak hanya strategis secara ekonomi, tetapi juga kaya secara budaya. Kota ini menjadi ruang pertemuan berbagai budaya, agama, dan cita rasa yang berbaur menjadi satu, yang dalam bahasa lokal dikenal sebagai “Sarumban” – simbol percampuran dan harmoni.

Rangkaian kegiatan FKJR 2025 pun sangat beragam. Tidak hanya menyajikan beragam kuliner khas Nusantara, tetapi juga diramaikan dengan lomba foto dan video, pertunjukan seni tari dan musik, workshop melukis topeng, peluncuran maskot resmi Kota Cirebon, fashion show bertema wastra, lomba tumpeng mini, hingga bazar UMKM.

“Kami ingin mengangkat kembali kekayaan lokal, khususnya Wastra Nusantara, sebagai wujud kecintaan pada akar budaya kita sendiri,” imbuh Agus.

Festival ini juga menggandeng berbagai komunitas, termasuk para perias dan pelaku budaya yang turut menyemarakkan suasana dengan nuansa lokal yang kental, namun tetap mengusung semangat kebangsaan.

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, turut hadir dan membuka secara resmi FKJR 2025. Dalam pidatonya, ia menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara ini.

“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Cirebon, saya ucapkan terima kasih kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, pelaku UMKM, komunitas budaya, rekan media, dan para sponsor yang telah menunjukkan kecintaan dan kepeduliannya terhadap warisan budaya bangsa,” kata Wali Kota.

Ia menekankan bahwa FKJR bukan sekadar sebuah festival, melainkan wujud pernyataan jati diri Kota Cirebon yang berakar pada sejarah besar Nusantara. Bagi Effendi, kuliner bukan hanya soal rasa, melainkan bagian dari kekayaan intelektual dan identitas yang hidup.

“Jalur rempah bukan hanya jalur perdagangan, tetapi juga jalur peradaban. Ia membawa ilmu, nilai, dan cita rasa. Dapur rakyat bukan sekadar tempat memasak, tetapi ruang yang menciptakan sejarah,” ujarnya penuh makna.

Lebih jauh, Effendi menyebutkan bahwa FKJR tahun ini juga menjadi ruang untuk berdialog lintas budaya, mempererat jejaring antarwilayah, serta mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis lokal. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan Kota Cirebon: SETARA BERKELANJUTAN – Sejahtera, Tertata, Aspiratif, Aman, dan Berkelanjutan.

“Kami ingin Cirebon menjadi simpul rasa Nusantara. Kota pelabuhan yang bukan hanya tangguh secara ekonomi, tetapi juga kokoh dalam budaya,” tegasnya.

Di akhir pidatonya, Wali Kota mengajak seluruh warga Kota Cirebon dan sekitarnya untuk ikut merayakan dan berpartisipasi dalam festival ini.

“Mari bersama-sama kita rayakan kekayaan rasa dan sejarah kita. Dukung UMKM lokal, hadiri acaranya, dan tunjukkan bahwa Cirebon bukan sekadar tempat singgah, melainkan rumah bagi budaya dan cita rasa yang abadi,” tutupnya.

FKJR 2025 dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, menghadirkan berbagai pertunjukan seni, kompetisi kreatif, hingga pameran produk-produk lokal unggulan yang memperkaya pengalaman budaya dan kuliner bagi seluruh pengunjung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.