NewsTeknologi

Grup Fantasi Sedarah Viral, Komdigi Minta Meta Blokir

×

Grup Fantasi Sedarah Viral, Komdigi Minta Meta Blokir

Sebarkan artikel ini
Grup Fantasi Sedarah Viral, Komdigi Minta Meta Blokir
Grup fantasi sedarah di Facebook yang viral. Komdigi minta Meta untuk melakukan pemblokiran. (Freepik.com, Natanaelginting)

Detak Tribe – Grup fantasi sedarah di Facebook tengah menjadi sorotan publik. Grup ini ramai diperbincangkan usai viral di media sosial karena memuat konten menyimpang yang menormalisasi pelecehan seksual dalam lingkup keluarga.

Merespon hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) segera bertindak. Mereka menyatakan telah melakukan koordinasi langsung dengan pihak Meta, perusahaan induk Facebook untuk memblokir keberadaan grup tersebut dari platform mereka.

Grup ini berisi fantasi seksual menyimpang dan melibatkan unsur inses serta eksploitasi anak. Sangat berbahaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Dirjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, Jumat (16/5/2025).

Hingga kini, Komdigi mengklaim telah memblokir sedikitnya enam grup serupa yang tersebar di Facebook. 

Namun, tim Komdigi terus menyisir konten karena algoritma platform kerap memunculkan kembali grup-grup serupa dengan nama berbeda.

Pakar perlindungan anak dari Universitas Indonesia, Dr. Ratna Safitri, menilai kasus ini sebagai tanda darurat literasi digital. “Ini bukti nyata lemahnya sistem pelaporan dan pengawasan konten di media sosial. Anak-anak bisa saja terpapar tanpa sadar,” ungkapnya.

Di sisi lain, masyarakat digital turut mendesak Meta untuk lebih tanggap dan aktif memberantas konten berbahaya. 

Tagar #BlokirGrupSedarah sempat menjadi trending di X (Twitter), menunjukkan keresahan publik atas keberadaan grup semacam ini.

Komdigi terus mengawasi ruang digital dan siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum jika menemukan indikasi pidana.

Grup fantasi sedarah bukan hanya melanggar norma, tetapi juga berpotensi menjadi ancaman nyata terhadap keamanan anak di internet. 

Pemerintah berharap peran aktif publik bisa membantu menekan penyebaran konten sejenis di ruang daring.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.