News

Gunung Api Burni Telong Siaga, Warga Dua Kampung di Bener Meriah Diminta Mengungsi

×

Gunung Api Burni Telong Siaga, Warga Dua Kampung di Bener Meriah Diminta Mengungsi

Sebarkan artikel ini
Gunung Api Burni Telong Siaga, Warga Dua Kampung di Bener Meriah Diminta Mengungsi
Gunung Api Burni Telong di Aceh. (Dok. Pemkab Bener Meriah).

Detak Tribe – Masyarakat di dua kampung di Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, diminta segera mengungsi, menyusul meningkatnya status Gunung Api Burni Telong dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Dua kampung yang terdampak langsung adalah Kampung Rembune dan Pantan Pediangen.

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah menetapkan radius aman berdasarkan rekomendasi Badan Geologi guna mengantisipasi potensi bahaya aktivitas vulkanik. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bener Meriah, Ilham Abdi, mengatakan keputusan tersebut diambil setelah dilakukan rapat koordinasi.

“Barusan kita rapat, dan kami arahkan warga Kampung Rembune dan Pantan Pediangen mengungsi, karena berada dalam radius yang direkomendasikan oleh Badan Geologi,” ujar Ilham, Rabu (31/12/2025), dikutip dari kompas.com.

Radius yang harus segera dikosongkan ditetapkan sejauh empat kilometer dari kawah Gunung Burni Telong. Warga dari dua kampung tersebut diarahkan menuju lokasi pengungsian yang telah disiapkan pemerintah, yakni di eks Kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) 2 di Kecamatan Timang Gajah.

Lokasi tersebut dipilih karena berada di dataran tinggi dan dinilai aman dari potensi jangkauan material erupsi berdasarkan kajian mitigasi.

Sementara itu, masyarakat di desa lain yang berada di luar radius empat kilometer diminta tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya. Pemerintah daerah memastikan akan menyampaikan perkembangan status Gunung Burni Telong secara berkala melalui kanal resmi.

“Gunakan sumber informasi yang benar, jangan berdasarkan isu dari sumber yang tidak jelas. Jadi, pemerintah akan menyampaikan secara resmi, termasuk melalui media sosial,” kata Ilham.

Ilham juga menegaskan bahwa langkah mitigasi bencana gunung api ini sebenarnya telah lama dipersiapkan. Saat ini, pemerintah daerah tinggal menjalankan tahapan penanganan sesuai rekomendasi dari Badan Geologi.

“Ini bagian dari mitigasi yang kita lakukan, sesuai dengan rekomendasi Badan Geologi. Insya Allah kita siap untuk mitigasi,” ujarnya.

Kenaikan status Gunung Burni Telong terjadi setelah wilayah Dataran Tinggi Gayo diguncang gempa sebanyak empat kali pada Selasa (30/12/2025) malam. Berdasarkan Laporan Khusus Nomor: 181/GL.03/BGL/2025, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara resmi menaikkan tingkat aktivitas gunung api tersebut sejak Selasa (30/12/2025) malam.

Ketua Tim Gunung Api PVMBG, Heruningtyas, menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas kegempaan terjadi dalam rentang waktu pukul 20.43 WIB hingga 22.45 WIB. Dalam periode tersebut, tercatat tujuh kali gempa terasa dengan lokasi berdekatan, yakni sekitar lima kilometer di sebelah barat daya puncak Gunung Api Burni Telong.

“Pada tanggal 30 Desember 2025 pukul 20.43 WIB hingga pukul 22.45 WIB telah terekam 7 kali gempa terasa dengan lokasi berdekatan yaitu sekitar 5 km sebelah barat daya puncak Gunung Burni Telong,” jelas Heruningtyas.

Selain gempa terasa, PVMBG juga mencatat adanya tujuh kali gempa vulkanik dangkal, 14 kali gempa vulkanik dalam, serta sejumlah gempa tektonik lainnya. Meski aktivitas kegempaan meningkat, hasil pengamatan visual hingga Selasa (30/12/2025) malam belum menunjukkan adanya asap kawah.

Kondisi tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga, terutama mereka yang tinggal dalam radius kurang dari 10 kilometer dari gunung. Sejumlah warga berharap pemerintah segera mengaktifkan sirine peringatan dini apabila situasi berkembang ke arah yang lebih membahayakan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.