News

Gunung Kidul Diguncang Gempa, BMKG: Datang dari Zona Megathrust

×

Gunung Kidul Diguncang Gempa, BMKG: Datang dari Zona Megathrust

Sebarkan artikel ini
Gunung Kidul Diguncang Gempa, BMKG Datang dari Zona Megathrust
Ilustrasi, Gunung Kidul diguncang gempa, BMKG: datang dari zona megathrust. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

Detak TribeGempa dengan kekuatan Magnitudo 5,8 mengguncang Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan di daerah sekitarnya pada Senin (26/08/2024).

Hingga hari ini (27/08/2024) pada pukul 07.00 WIB, monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa bumi susulan sebanyak 77 kali. Gempa bumi susulan atau aftershock ini terjadi dengan Magnitudo terkecil 2,3 dan terbesar 4,0.

Gempa tersebut bersumber dari zona megathrust di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini disampaikan langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dengan memperhatikan lokasi episenter, yakni titik di permukaan bumi yang letaknya tepat berada di atas pusat gempa di kedalaman, berada di laut dengan jarak 107 km arah barat daya Gunung Kidul.

Sementara hiposenter, yakni pusat gempa sesungguhnya, berada di kedalaman 42 km. Sehingga gempa di Gunung Kidul merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng, yakni megathrust.

Hasil analisis mekanisme sumber juga menunjukkan bahwa gempa di Gunung Kidul memiliki mekanisme naik atau thrust. Meski demikian, gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

Gempa ini terasa di daerah Sleman, Kulon Progo, Bantul, dan Yogyakarta dengan skala internsitas IV MMI atau Modified Mercalli Intensity.

Sementara di Klaten, Solo, Surakarta, Banyumas, Cilacap, Blitar, Madiun, Kediri, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Pacitan, dan Karangkates dengan skala intensitas II-III MMI.

Semakin besar angka skalanya, maka semakin kuat juga getaran yang ditasakan. Zona megathrust sendiri merupakan area dengan dua lempeng tektonik yang bertabrakan.

Dalam prosesnya, salah satu lempeng kemudian menyusup di bawah lempeng yang lain. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan energi dalam jumlah besar.

Energi tersebut dapat terlepas secara tiba-tiba dan mengakibatkan gempa besar yang sanggup memicu tsunami.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.