Detak Tribe – Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization/ILO) menegaskan bahwa literasi keuangan memegang peran strategis dalam mendorong transformasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menuju sektor formal, memperkuat rantai nilai di wilayah pedesaan, serta menciptakan lapangan kerja yang layak.
Upaya ini dinilai sejalan dengan agenda nasional pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui perluasan akses terhadap layanan keuangan formal dan digital.
Project Manager PROMISE II IMPACT ILO Indonesia, Djauhari Sitorus, menjelaskan bahwa ILO terus mendorong peningkatan kesehatan finansial pelaku UMKM melalui produktivitas yang lebih baik, pendapatan yang stabil, dan ketahanan usaha.
Menurutnya, keterhubungan UMKM dan petani dengan layanan keuangan formal akan membuat mereka lebih siap menghadapi risiko, meningkatkan efisiensi usaha, serta membuka peluang untuk memperluas skala bisnis. Hal tersebut disampaikan Djauhari dalam keterangannya pada Kamis (11/12/2025).
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut menekankan pentingnya perluasan akses layanan keuangan yang aman dan bertanggung jawab, khususnya bagi pelaku usaha kecil, mikro, dan petani di wilayah pedesaan.
OJK menilai digitalisasi menjadi pendorong utama, terutama melalui Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA), yang memungkinkan lembaga keuangan menilai kelayakan kredit secara lebih komprehensif.
Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Djoko Kurnijanto, menyebutkan bahwa data digital memiliki peran krusial ketika pelaku usaha mengalami kehilangan aset akibat kejadian tertentu, seperti bencana alam.
Menurutnya, pendataan digital, termasuk data transaksi e-commerce maupun penggunaan telepon seluler, dapat membantu perbankan tetap melihat kapasitas dan kemampuan penerima kredit.
Sebagai bentuk kolaborasi, OJK bersama ILO mengembangkan sejumlah program digitalisasi, salah satunya penguatan ekosistem sapi perah melalui penerapan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang terintegrasi dengan PKA. Program ini bertujuan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan bagi peternak rakyat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sementara itu, Wakil Kepala SECO Indonesia, Ariadirja Martoni, menyampaikan dukungan terhadap implementasi program PROMISE II IMPACT agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Hingga saat ini, PROMISE II IMPACT telah mendukung tiga sektor UMKM, yakni peternakan sapi perah di Jawa Barat, budidaya rumput laut di Sumba, dan produksi minyak nilam di Aceh, serta turut mendorong modernisasi layanan lembaga keuangan daerah.
Ariadirja menegaskan bahwa kolaborasi multipihak menjadi kunci keberhasilan inisiatif tersebut. Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem inklusi keuangan yang berkelanjutan demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.












