Detak Tribe – Indonesia World Dance Festival atau IWDF 2025 yang semula dijadwalkan terselenggara pada 11 April 2025, bertepatan dengan Hari Tari Dunia, akhirnya resmi digelar hari ini, Minggu (11/5).
Meski hari penyelenggaraannya mundur, IWDF 2025 dilaporkan semarak karena sebanyak 68 sanggar tari turut terlibat menjadi peserta dalam ajang ini.
Perhelatan yang berlangsung di GOR dan Teater Bulungan, Gelanggang Remaja, Jakarta Selatan ini juga dikabarkan turut dihadiri oleh penari dari negeri tetangga, Malaysia.
Diselenggarakannya IWDF 2025 sekaligus menjadi rangkaian dalam menyambut ulang tahun DKI Jakarta. Pada tahun 2027, DKI Jakarta diketahui akan berusia 500 tahun.
Kehadiran IWDF 2025 dengan tema Unite in Motion, Dance Beyond Borders, pun menunjukkan upaya ajang ini untuk menghadirkan ruang yang inklusif dan merayakan keragaman melalui bahasa universal, yakni tarian.
Melalui tarian, batas-batas yang ada di dalam generasi, komunitas, geografis, serta budaya, pun sanggup terlampaui.
Rosmala Sari Dewi selaku Ketua Penyelenggara IWDF 2025, menyebut bahwa seluruh sanggar berasal dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari Sumatera Barat dan Utara, lalu Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat dan Timur, sampai dengan Maluku dan Papua.
IWDF 2025 juga menghadirkan lokakarya Capturing Body Connectivity yang dipandu langsung oleh maestro tari lengger lanang, Rianto.
Perjalanan ketubuhan yang dimiliki Rianto pun diketahui menjadi inspirasi cerita dalam Kucumbu Tubuh Indahku (2018) besutan salah satu sutradara ternama Indonesia, Garin Nugroho.
Dilansir dari National Geographic Indonesia, Minggu (11/5), maestro tari lengger lanang Rianto menerangkan bahwa tubuh Indonesia saling berhubungan melalui tarian.
Dirinya menyebut bahwa masyarakat Indonesia memiliki tradisi yang menjadi jalur penghubung antar sesama.
Lokakarya ini pun berupaya untuk menunjukkan eksplorasi terhadap hubungan antar tubuh serta musik yang berperan penting dalam membentuk perjalanan kesenian seseorang, bahkan komunitas dan kebudayaan itu sendiri.
Lebih lanjut, Rosmala turut menerangkan bahwa IWDF 2025 tak hanya sekadar pertunjukan, namun turut sebagai sarana edukasi, pelestarian, serta kolaborasi yang dalam prosesnya melibatkan seluruh ekosistem seni tari di Indonesia.
IWDF turut diharapkan menjadi ajang tahunan. Tujuannya agar dapat selalu menghidupkan semangat budaya serta keberagaman yang dimiliki Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.