News

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup, Imbas dari Erupsi dan Cuaca Ekstrem Awal Tahun 2025

×

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup, Imbas dari Erupsi dan Cuaca Ekstrem Awal Tahun 2025

Sebarkan artikel ini
Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup, Imbas dari Erupsi dan Cuaca Ekstrem Awal Tahun 2025
Jalur pendakian Gunung Semeru ditutup, imbas dari erupsi dan cuaca ekstrem awal tahun 2025. (dok. PVMBG)

Detak TribeJalur pendakian di Gunung Semeru ditutup mulai dari 2 Januari sampai dengan 16 Januari 2025.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kemudian memutuskan penutupan jalur diperpanjang sampai dengan pertengahan bulan Januari, yakni pada 19 Januari 2025.

Rudijanta Tjahja Nugraha Kepala Balai Besar TNBTS, menjelaskan keputusan perpanjangan penutupan jalur pendakian Gunung Semeru diambil usai berkoordinasi dengan Raja Juli Antoni Menteri Kehutanan, serta mempertimbangkan kondisi cuaca.

Rudi juga menjelaskan bahwa awal tahun 2025 ini kondisi cuaca sedang ekstrem, sehingga penutupan jalur pendakian Gunung Semeru yang diperpanjang juga merupakan langkah yang diambil karena mengutamakan keamanan dan keselamatan para pendaki.

Sebab cuaca ekstrem akan memperbesar kemungkinan terjadinya bencana alam. Dirinya juga dengan tegas menghimbau calon pengunjung dan pendaki untuk mematuhi keputusan tersebut dengan tidak melakukan pendakian secara ilegal untuk menghindari hal dan kejadian yang tak diinginkan.

Sementara itu, Gunung Semeru tercatat mengalami 34 kali erupsi berupa letusan pada hari Rabu (1/1/2025). Hingga hari ini (2/1/2025), gunung berapi yang terletak di Lumajang, Jawa Timur tersebut tercatat sudah mengalami erupsi beruntun sebanyak 10 kali sejak dini hingga siang hari.

Tinggi kolom abu karena erupsi mencapai 1.200 meter dari atas puncak atau 4.876 meter di atas permukaan laut. Abu berwarna putih sampai kelabu dengan intensitas yang sedang tersebut teramati menuju ke arah utara.

Sementara status Gunung Semeru saat ini berada di level 2 atau waspada. Petugas Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau warga sekitar untuk tak melakukan aktivitas di sektor tenggara yang terletak di sepanjang Besuk Kobokan yakni sejauh 8 km dari puncak atau pusat erupsi.

Kemudian selain jarak 8 km tersebut, warga juga dihimbau untuk tak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari sempadan sungai atau tepi sungai yang letaknya berada di sepanjang Besuk Kobokan.

Hal ini dikarenakan lokasi tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas serta aliran lahar sampai dengan jarak 13 km dari pusat erupsi.

PVMBG juga menghimbau warga sekitar untuk tak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari kawah Gunung Semeru, sebab lokasi tersebut dinilai rawan bahaya lontaran batu.

Warga juga dihimbau untuk selalu waspada terhadap guguran lava, potensi awan panas, lahar yang berada di sepanjang aliran sungai maupun lembah yang mata airnya dari puncak gunung.

Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sat. Selain itu, warga juga harus waspada terhadap potensi lahar yang berada di anak sungai atau sungai-sungai kecil Besuk Kobokan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.