Detak Tribe – Ginjal adalah organ vital yang bekerja keras setiap hari menyaring limbah dan racun dari darah. Tapi, tahukah Anda bahwa kualitas air yang diminum bisa berdampak langsung terhadap fungsi ginjal?
Salah satu jenis air yang kini mulai dilirik adalah air distilasi, terutama karena kemurniannya. Air distilasi dihasilkan melalui proses pemanasan hingga menguap, lalu uap air dikondensasi kembali menjadi cairan, meninggalkan zat padat, logam, dan senyawa kimia lain.
Dengan cara ini, air menjadi hampir 100% murni, bebas dari kandungan yang berpotensi membebani kerja ginjal.
Melansir Kompas Health, dr. Muhammad Yusuf Sulaiman menjelaskan bahwa air distilasi dapat membantu meringankan kerja ginjal. “Karena tidak mengandung senyawa anorganik atau mineral berlebih, ginjal jadi tidak perlu bekerja ekstra untuk menyaringnya,” ujarnya.
Beberapa studi internasional juga mendukung hal ini. Air distilasi dinilai mampu menurunkan risiko pembentukan batu ginjal, terutama pada individu yang memiliki sensitivitas terhadap mineral seperti kalsium dan magnesium yang kerap ditemukan dalam air tanah atau air keran.
Namun, bukan berarti air distilasi bisa dikonsumsi secara sembarangan. Karena bebas mineral, air ini juga tidak memberikan asupan elektrolit yang dibutuhkan tubuh, seperti natrium, kalium, atau magnesium.
Oleh karena itu, penting untuk mengimbanginya dengan pola makan yang sehat dan kaya nutrisi.
Selain meringankan beban ginjal, air distilasi juga membantu proses detoksifikasi tubuh secara alami. Karena tidak mengandung zat tambahan, air ini lebih cepat diserap dan mendukung proses pembuangan racun melalui urin.
Tetap, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter dianjurkan sebelum menjadikan air distilasi sebagai sumber utama cairan harian, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.