Detak Tribe – Hasil studi menunjukkan bahwa liburan berdampak positif untuk meningkatkan semangat serta memulihkan energi. Namun, tak semua orang merasakan bahagia usai liburan.
Tak sedikit yang mengalami post-vacation blues ketika liburan selesai. Situasi ini umumnya ditandai dengan penurunan mood atau suasana hati yang berlangsung selama beberapa hari.
Kondisi ini pun berpengaruh terhadap turunnya energi serta konsentrasi selama bekerja maupun saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Post-vacation blues dapat terjadi karena terdapat perbedaan situasi dan kondisi yang cukup signifikan antara kegiatan selama masa liburan dengan aktivitas harian yang umumnya dilakukan.
Gejala dari post-vacation blues ditandai dengan perasaan sedih ketika liburan berakhir. Perasaan sedih ini mencakup ketakutan, kemudian rasa gelisah, dan penyesalan yang muncul saat menyadari akan kembali menjalani rutinitas harian.
Selain itu, perasaan nostalgia terus-menerus yang dialami seseorang juga berpengaruh terhadap kegiatannya. Mulai dari bersekolah atau bekerja, sampai dengan interaksi mereka dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Ketakutan tersebut juga dapat muncul karena pemicu perasaan stres atau stressor yang dialami seseorang saat tak berlibur.
Selain pemicu stressor, seseorang yang mengalami post-vacation blues juga takut untuk menghadapi stressor baru yang kemungkinan besar akan membuat dirinya lebih rentan mengalami stress dan belum mengetahui cara beradaptasi dengan situasi tersebut.
Meski demikian, ada beberapa cara untuk kita maupun orang-orang terdekat untuk terhindari dari post-vacation blues dan menjaga kesehatan mental.
Cara pertama adalah istirahat yang cukup setelah liburan. Tak sedikit yang memilih untuk kembali pulang ke rumah dari kampung halaman pada hari terakhir liburan.
Hal ini justru dapat memicu post-vacation blues karena waktu istirahat yang tak cukup. Oleh karenanya pulang ke rumah sekitar satu sampai dengan dua hari sebelum kembali menjalani aktivitas rutin lebih disarankan.
Memastikan rumah dalam keadaan yang bersih sebelum ditinggal berlibur juga penting untuk dilakukan. Hal ini semakin memaksimalkan waktu istirahat ketika sampai di rumah dengan tidak menambah beban pekerjaan setelah berlibur.
Cara selanjutnya adalah mendokumentasikan momen saat berlibur. Dengan melakukan ini kita akan kembali mengingat momen maupun hal yang menyenangkan selama berlibur dan mencegah perasaan sedih yang muncul.
Dokumentasi liburan ini dapat berupa foto, video, serta jurnal harian. Selain waktu istirahat yang cukup serta dokumentasi, melakukan perencanaan untuk liburan selanjutnya juga salah satu cara untuk mencegah mengalami post-vacation blues.
Dengan merencanakan perjalanan selanjutnya, semangat kita pun akan meningkat dan memiliki momen yang dinanti-nantikan.
Hal yang penting untuk diingat adalah setiap orang dapat mengalami post-vacation blues dan situasi tersebut adalah hal yang normal. Langkah selanjutnya adalah mengetahui cara mengatasi hal tersebut.
Bila diperlukan, hubungi psikolog maupun psikiater yang merupakan tenaga profesional untuk konsultasi lebih lanjut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.