Bisnis

Keuntungan Investasi Asing di Industri Kendaraan Listrik Indonesia

×

Keuntungan Investasi Asing di Industri Kendaraan Listrik Indonesia

Sebarkan artikel ini
Keuntungan Investasi Asing di Industri Kendaraan Listrik Indonesia
Ilustrasi, kurva investasi (28/09). (Pexels.com/Antoni Shkraba)

Keuntungan investasi dan pendorong utama di balik dorongan manufaktur kendaraan listrik adalah melimpahnya cadangan bahan baku domestik Indonesia. Negera Indonesia merupakan produsen nikel terkemuka di dunia. Nikel adalah bahan penting dalam produksi baterai lithium-ion, yang merupakan pilihan utama untuk paket baterai kendaraan listrik.

Cadangan nikel Indonesia mencakup sekitar 22-24 persen dari total cadangan global. Akses mudah ke bahan baku ini berpotensi mengurangi biaya produksi secara signifikan. Oleh karenanya minat investor untuk berinvestasi di Indonesia berdasarkan laporan Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Total investasi untuk kendaraan listrik di RI tahun 2020-2023 mencapai US$42 miliar atau setara Rp640,13 triliun (asumsi kurs Rp15.241 per dolar AS).

Pada bulan November 2022, Hyundai Motor Company (HMC) dan PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk (AMI) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU). Yang bertujuan untuk memastikan pasokan aluminium yang konsisten guna memenuhi permintaan manufaktur mobil yang terus meningkat. Hyundai Motor Company telah memulai operasi di fasilitas manufaktur di Indonesia dan secara aktif terlibat dalam kerja sama dengan Indonesia di beberapa domain, dengan tujuan untuk menciptakan sinergi masa depan dalam industri otomotif. Ini termasuk menjajaki investasi dalam usaha patungan untuk pembuatan sel baterai.

Kegiatan pertambangan secara khusus tidak ada dalam Daftar Investasi Positif terbaru Indonesia. Yang berarti secara teknis kegiatan tersebut terbuka untuk 100 persen kepemilikan asing. Namun, penting bagi investor asing untuk mengetahui Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2020 dan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009. Peraturan ini menetapkan bahwa perusahaan tambang milik asing harus secara bertahap melepaskan minimal 51 persen sahamnya kepada pemegang saham Indonesia dalam 10 tahun pertama sejak memulai produksi komersial.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menarik keuntungan investasi asing yang signifikan dalam industri nikel, terutama pada produksi baterai listrik dan pengembangan rantai pasokan terkait. Adapun beberapa investasi asing yang telah masuk ke Indonesia yakni sebagai berikut:

  1. Mitsubishi Motors telah mengalokasikan sekitar US$375 juta untuk memperluas produksi, termasuk mobil listrik Minicab-MiEV.
  2. Neta, anak perusahaan Hozon New Energy Automobile China. Telah memulai proses penerimaan pesanan untuk Neta V EV dan bersiap untuk produksi lokal pada tahun 2024.
  3. Dua produsen, Wuling Motors dan Hyundai. Telah merelokasi sebagian aktivitas produksi mereka ke Indonesia agar memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif penuh. Kedua perusahaan tersebut memiliki pabrik di luar Jakarta dan merupakan pesaing utama di pasar kendaraan listrik Indonesia dalam hal penjualan.
  4. Investor Tiongkok terlibat dalam dua inisiatif penambangan dan peleburan nikel utama yang berlokasi di Sulawesi. Proyek-proyek ini terkait dengan entitas yang diperdagangkan secara publik, yaitu Indonesia Morowali Industrial Park dan Virtue Dragon Nickel Industry.
  5. Pada tahun 2020, Kementerian Investasi Indonesia dan LG menandatangani Nota Kesepahaman senilai US$9,8 miliar, untuk berinvestasi di seluruh rantai pasokan kendaraan listrik.
  6. Pada tahun 2021, LG Energy dan Hyundai Motor Group memulai pengembangan pabrik sel baterai pertama di Indonesia dengan nilai investasi US$1,1 miliar, yang dirancang memiliki kapasitas 10 GWh.
  7. Pada tahun 2022, Kementerian Investasi Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Foxconn, Gogoro Inc, IBC, dan Indika Energy. Yang mencakup manufaktur baterai, mobilitas elektronik, dan industri terkait.
  8. Perusahaan pertambangan negara Indonesia Aneka Tambang telah bermitra dengan CATL Group China. Dalam perjanjian untuk manufaktur kendaraan listrik, daur ulang baterai, dan penambangan nikel.
  9. LG Energy sedang membangun pabrik peleburan senilai US$3,5 miliar di provinsi Jawa Tengah. Dengan kapasitas memproduksi 150.000 ton nikel sulfat per tahun.
  10. Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt berkolaborasi dengan Ford Motor untuk membangun pabrik MHP di provinsi Sulawesi Tenggara. Yang direncanakan berkapasitas 120.000 ton, beserta pabrik MHP kedua dengan kapasitas 60.000 ton.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.