Detak Tribe – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) resmi menetapkan kawasan industri modern Cikande di Serang, Banten, dengan status kejadian khusus cemaran radiasi. Keputusan ini diambil setelah adanya temuan cemaran radioaktif jenis Cesium-137 yang diduga berasal dari reaktor nuklir.
Status khusus tersebut ditetapkan usai Satgas Cesium-137 yang terdiri dari KLH, Brimob Polri, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan BRIN, melakukan penanganan selama hampir dua pekan terakhir.
“Satgas sudah bergerak hampir dua minggu dan tadi telah merumuskan hasilnya. Mulai hari ini, Satgas Cesium-137 memutuskan kawasan industri modern Cikande dengan status kejadian khusus cemaran radiasi,” kata Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq di Serang, Selasa (30/09/2025).
Dengan adanya status tersebut, aktivitas keluar-masuk di kawasan industri modern Cikande kini berada di bawah pengawasan ketat tim Satgas. Seluruh pergerakan akan dipantau melalui Radiation Portal Monitoring (RPM) yang rencananya mulai dipasang pada Rabu (1/10/2025).
“Mulai hari ini semua kegiatan ada di dalam kontrol tim Satgas penanganan radiasi Cesium-137. Semua aktivitas keluar-masuk akan dikontrol lewat RPM, yang pemasangannya dimulai besok,” ujarnya.
Sementara itu, pengawasan sementara dilakukan menggunakan detektor milik tim Gegana Polri dan Bapeten. Jika ditemukan indikasi radiasi, maka proses dekontaminasi akan langsung dilakukan.
“Besok semua kegiatan keluar-masuk akan dipastikan tidak tercemar Cesium-137. Bila alat indikator mendeteksi adanya cemaran, maka aktivitas tersebut akan di-grounded terlebih dahulu, lalu dilakukan dekontaminasi. Hanya setelah itu, barulah diperbolehkan keluar,” jelas Hanif.
Sebelumnya, Hanif juga menegaskan bahwa pencemaran radioaktif ini bukan berasal dari dalam negeri. Berdasarkan penjelasan para ahli, Cesium-137 hanya bisa diproduksi dari reaktor nuklir, sementara Indonesia tidak memiliki fasilitas tersebut.
“Pencemaran radioaktif Cesium-137 ini hanya diproduksi dari reaktor nuklir. Di Indonesia sendiri tidak ada reaktor nuklir, sehingga kemungkinan besar material ini berasal dari negara lain yang masuk tanpa pengawasan ketat,” kata Hanif pada Selasa (23/09/2025).
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.