Detak Tribe – Program makan bergizi gratis selama bulan Ramadhan akan terus berjalan. Bagian yang membedakan adalah makanan tersebut dapat dibawa pulang dan disantap saat buka puasa.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Dadan Hindayana selaku Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), usai dirinya bertemu dengan Ketua Umum PBNU di Kantor PBNU, Jakarta hari ini, Senin (20/1/2025).
Dirinya juga menyampaikan bahwa selama bulan Ramadhan, program makan bergizi gratis takkan terhambat, baik di sekolah dan pesantren. Pihaknya tetap berkomitmen menjalankan program makan bergizi gratis sepanjang bulan Ramadhan tahun 2025 ini.
Hal ini dikarenakan makanan tersebut penting bagi para siswa. Program makan bergizi gratis sendiri telah berlangsung per 6 Januari 2025. Program tersebut dilakukan secara bertahap untuk para siswa di sekolah, ibu hamil, serta balita.
Tahap awal program makan bergizi gratis menyasar sebanyak 15 sampai dengan 17,5 juta penerima manfaat. Saat ini, target penerima manfaat melalui program makan bergizi untuk pesantren adalah 30 ribu pesantren dengan jumlah 5 juta santri.
Dadan Hindayana menyebut target tersebut akan dipenuhi secara bertahap seiring berjalannya waktu. Di akhir tahun 2025, pemerintah menargetkan jumlah penerima manfaat dapat meningkat sampai dengan 82,9%.
Lebih lanjut, Badan Gizi Nasional saat ini menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Hal ini ditujukan agar memperluas akses program makan bergizi gratis ke seluruh santri. Kerja sama tersebut juga secepatnya akan diatur di dalam MoU atau nota kesepahaman.
Rencananya MoU tersebut akan disetujui oleh kedua pihak di dalam Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama yang berlangsung pada 31 Januari 2025 mendatang.
Selain memastikan seluruh sekolah maupun pesantren yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama menerima manfaat dari program makan bergizi gratis, kerja sama yang dilakukan BGN dan PBNU juga berusaha membawa dampak positif dari terselenggaranya program tersebut di lingkungan pesantren.
Sebab program makan bergizi gratis juga diharapkan dapat menggerakkan perekonomian yang ada di pesantren, misalnya dengan membuat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun memberdayakan sumber pangan yang dimiliki masyarakat di lingkungan sekitar pesantren.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.