BisnisOtomotif

Malaysia Hentikan Operasional Maxim dan InDrive Mulai Juli 2025, Ini Alasannya

×

Malaysia Hentikan Operasional Maxim dan InDrive Mulai Juli 2025, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Malaysia Hentikan Operasional Maxim dan InDrive Mulai Juli 2025, Ini Alasannya
Ilustrasi, Malaysia hentikan operasional Maxim dan InDrive mulai Juli 2025, ini alasannya. (pexels.com/Tim Samuel)

Detak Tribe – Surat penghentian operasi yang ditujukan kepada dua aplikasi moda transportasi online dari Rusia dikeluarkan oleh Agensi Pengangkutan Awam Darat (APAD) atau Badan Transportasi Umum Darat Malaysia.

Anthony Loke selaku Menteri Transportasi Malaysia menilai bahwa kedua aplikasi transportasi online tersebut beroperasi dengan melanggar hukum yang telah disahkan oleh pihak pemerintah.

Pemberhentian operasional ini pun dilaporkan mulai berlaku pada 24 Juli 2025 mendatang. Sebelum keputusan ini ditetapkan, asosiasi pengemudi online di Malaysia diketahui meminta pihak Pemerintahan Malaysia untuk segera memberikan tindakan hukum kepada dua platform tersebut.

Desakan ini juga termasuk dengan memblokir akses karena diketahui telah mempromosikan layanan yang tak mematuhi peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan di Malaysia.

Lebih lanjut, asosiasi juga menyebut bahwa pengemudi kedua platform taksi online tersebut tak memiliki lisensi Public Service Vehicle atau PSV. Lisensi PSV sendiri merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki para pengemudi sebelum beroperasi sebagai transportasi umum.

Lisensi PSV juga resmi diterbitkan oleh pihak pemerintahan Malaysia. Bila tak memiliki lisensi tersebut, maka dapat dinilai telah melanggar peraturan yang telah diterapkan.

Kedua aplikasi transportasi online ini juga dinilai telah melanggar ketentuan yang berlaku di dalam Undang-Undang Angkatan Umum Darat yang disahkan oleh pemerintah Malaysia.

Secara rinci, pelanggaran tersebut terjadi ketika kedua pihak perusahaan tak dapat menunjukkan serta membuktikan bahwa semua kendaraan yang terdaftar di dalamnya telah mengantongi izin kendaraan E-hailing yang sah.

Di lain sisi, pihak Maxim Malaysia turut menyampaikan tanggapan terkait hal tersebut. Dilansir dari kumparan (24/5), Syaza Shafiqah Binti Ahmad Shajari selaku PR Specialist Maxim Malaysia, menyebut bahwa saat ini pihaknya sedang membahas persoalan tersebut lebih mendalam dan berupaya untuk menyelesaikannya dengan pihak otoritas terkait.

Lebih lanjut, Syaza turut menerangkan bahwa Maxim telah melewati proses pemeriksaan serta pengawasan. Proses tersebut dilakukan agar dokumen yang diajukan sesuai dan sudah menaati pedoman transportasi online yang telah diatur oleh APAD maupun Ministry of Transport (MOT) Malaysia.

Di akhir, Maxim menyebut bahwa pihaknya selalu berusaha untuk terus menaati berbagai regulasi yang ditetapkan oleh negara tempat mereka beroperasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.