Detak Tribe – Marco Rubio selaku Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan melakukan perundingan damai Rusia-Ukraina pada esok hari, Selasa (11/3/2025) di Jeddah, Arab Saudi.
Usai melakukan perundingan di Jeddah, Rubio dijadwalkan akan melanjutkan agenda di perundingan Kelompok Tujuh atau G7 yang berlangsung di Kanada.
Lebih lanjut, agenda di Jeddah selama tiga hari akan membahas tujuan Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Dilansir dari AFP, Senin (10/3/2025), Tammy Bruce selaku juru bicara Departemen Luar Negeri, menjelaskan bahwa perundingan tersebut diharapkan melibatkan Rubio dan Mike Waltz yang merupakan penasihat keamanan nasional Donald Trump, bersama dengan penasihat keamanan nasional Zelensky serta menteri luar negeri dan pertahanan.
Bruce menyebut bahwa kehadiran tersebut menunjukkan indikasi yang baik. Di lain sisi, Zelensky turut diperkirakan berada di Arab Saudi, namun tak berpartisipasi secara langsung dalam perundingan tersebut karena akan melakukan kunjungan ke Riyadh.
Sementara itu, Trump menyebut bahwa perundingan yang akan berlangsung di Arab Saudi akan mendapatkan hasil yang baik. Dirinya juga memperkirakan akan terjadi hal besar dalam minggu ini.
Trump diketahui menangguhkan bantuan serta pembagian informasi dengan pihak Ukraina. Keputusan tersebut diambil usai pertemuan dengan Zelensky pada 28 Februari 2025 lalu di Gedung Putih berakhir dengan perselisihan antar keduanya.
Pertemuan tersebut semula dijadwalkan untuk menyepakati perjanjian ekonomi antar Amerika Serikat dan Ukraina. Perjanjian ekonomi tersebut memungkinkan Amerika Serikat mengakses cadangan mineral langka yang Ukraina miliki.
Akses tersebut disebut sebagai bentuk kompensasi atas biaya pertahanan yang telah dikeluarkan oleh Washington selama tiga tahun terakhir kepada pihak Ukraina.
Sementara itu, utusan khusus Amerika Serikat untuk Rusia dan Ukraina, Keith Kellogg, menjelaskan bahwa dirinya akan mendukung kembali bantuan yang diberikan oleh Washington usai Zelensky menandatangani kesepakatan tersebut.
Meski demikian, Kellogg menyebut bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Donald Trump selaku presiden AS.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.