Politik

Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian 2006, Ditunjuk Menjadi Pemimpin Sementara Bangladesh

×

Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian 2006, Ditunjuk Menjadi Pemimpin Sementara Bangladesh

Sebarkan artikel ini
Muhammad Yunus, Peraih Nobel Perdamaian 2006, Ditunjuk Menjadi Pemimpin Sementara Bangladesh
Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian 2006, ditunjuk menjadi pemimpin sementara Bangladesh. (Andreas SOLARO/AFP)

Detak Tribe – Muhammad Yunus ditunjuk menjadi pemimpin sementara Bangladesh, menggantikan Sheikh Hasina, Perdana Menteri Bangladesh yang mundur dan melarikan diri karena demonstrasi besar yang dilakukan mahasiswa.

Demonstrasi ini disebabkan pembatasan kuota pegawai pemerintahan dan telah menelan 400 korban jiwa. Panglima Militer Jenderal Waker-Uz-Zaman mengatakan akan menyelidiki penyebab hilangnya nyawa ratusan jiwa dan berupaya membendung kerusuhan.

Sheikh Hasina yang telah memerintah selama 15 tahun telah melakukan korupsi, mencurangi pemilihan, melakukan tindakan keras terhadap lawannya, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Tindakan keras terhadap lawan Sheikh Hasina ini juga dialami Muhammad Yunus. Para pendukung Muhammad Yunus menyebutkan bahwa dia menjadi sasaran karena hubungan yang dingin dan pendapatnya yang berseberangan dengan Sheikh Hasina.

Penunjukan Muhammad Yunus diumumkan hari ini (07/08/2024) oleh Sekretaris Pers Bangladesh, Joynal Abedin. Keputusan tersebut diambil setelah pertemuan selama lebih dari lima jam antar Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin dengan para pemimpin protes mahasiswa, kepala tiga divisi militer, beberapa pemimpin bisnis, dan anggota masyarakat sipil.

Saat ini Muhammad Yunus masih berada di Paris karena menjadi penasehat penyelenggara Olimpiade Paris 2024. Ia akan pulang setelah menjalani prosedur medis di Paris, Perancis.

Muhammad Yunus adalah ekonom, bankir, serta pelopor keuangan mikro di Bangladesh. Ia juga kritikus sekaligus lawan politik Sheikh Hasina. Muhammad Yunus yang lahir di Chittagong tahun 1940 silam merupakan pendukung kuat kemerdekaan Bangladesh dalam perang dengan Pakistan pada tahun 1971.

Ia meraih gelar PhD dari Vanderbilt University di Amerika Serikat dan mengajar sejenak di sana sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Bangladesh. Muhammad Yunus kemudian menjadi dosen ekonomi di Chittagong University pada 1974, ketika kelaparan tengah melanda Bangladesh.

Situasi ini membuat masyarakat desa yang berpenghasilan rendah terpaksa melakukan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Akibatnya banyak yang bekerja menjadi budak untuk melunasi utang tersebut.

Muhammad Yunus kemudian mendirikan Grameen Bank pada 1983 untuk memecahkan masalah tersebut. Sistem Grameen Bank adalah menyediakan pinjaman bagi warga miskin, terutama perempuan, tanpa jaminan. Sistem pengembalian pun tergantung dengan kepercayaan antarwarganya.

Tercatat lebih dari tujuh juta warga telah menerima pinjaman dengan persyaratan yang mudah. Kehadiran Grameen Bank berhasil mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan dan sistem ini mendorong pembiayaan serupa di negara lain.

Keberhasilan Muhammad Yunus membuat dirinya dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2006. Komite Hadiah Nobel Perdamaian memuji Muhammad Yunus dan Bank Grameen yang ia dirikan karena berupaya menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari bawah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *