Inspirasi

Perkara Otak, Novel Perdana Hetrys Jailani yang Membuka Batas Kreativitas Manusia

×

Perkara Otak, Novel Perdana Hetrys Jailani yang Membuka Batas Kreativitas Manusia

Sebarkan artikel ini
Perkara Otak, Novel Perdana Hetrys Jailani yang Membuka Batas Kreativitas Manusia
Perkara Otak, Novel Perdana Hetrys Jailani. (Dok. Detak Pustaka).

Detak Tribe – Hetrys Jailani, penulis hebat asal Sumatera Barat yang berhasil menerbitkan buku berjudul Perkara Otak, yang ia tulis dari kombinasi sains, film, dan pengalaman sehari-hari. Baginya, menulis bukan sekadar hobi untuk mengisi waktu, tetapi ruang bertumbuh untuk mengolah gagasan-gagasan liar menjadi karya bermanfaat.

Hetrys yang sehari-hari bekerja sebagai Asisten Agronomi di Sinarmas Grup sejak 2014, mengaku tidak pernah menyangka naskah yang awalnya ia ajukan sebagai antologi cerpen justru berkembang menjadi novel.

“Awalnya saya serahkan ke tim redaksi sebagai kumpulan cerpen. Tapi tim Detak Pustaka memberi masukan luar biasa sampai akhirnya bisa berubah menjadi novel,” ujarnya.

Perjalanan kreatif Perkara Otak ia mulai jauh sebelum naskah itu rampung. Sejak 2017, Hetrys menulis ceritanya secara bertahap—bab demi bab, mengikuti alur ide yang datang tidak beraturan.

“Saya menulis dalam berbagai keadaan, bukan sekaligus selesai. Jadi, banyak kumpulan tulisan yang kemudian disatukan kembali,” tuturnya.

Bagi Hetrys, proses ini justru membuat novel tersebut kaya perspektif. Setiap bagian lahir dari situasi dan suasana hati yang berbeda, namun tetap berada dalam benang merah yang sama, yakni bagaimana sains dan imajinasi bekerja di dalam kepala manusia.

Sains, Lapangan, dan Ruang Imajinasi

Sebagai lulusan S1 Pertanian Universitas Andalas (2013), Hetrys terbiasa berkutat dengan data biologis dan kondisi lapangan. Pengalaman itu tanpa ia sadari sering memantik ide penulisan. “Saya sering turun ke lapangan, melihat tanaman. Dari sana ide bisa muncul dan menjadi tulisan,” katanya.

Meskipun latar pendidikannya bukan dari dunia sastra, ketertarikannya pada tulisan yang digabungkan dengan biologi menjadi fondasi kuat untuk membangun unsur ilmiah dalam novel Perkara Otak. Ia menjelaskan bahwa unsur sains yang muncul di novel lebih banyak terinspirasi dari bidang biologi ketimbang pertanian murni.

Selain sains, film juga memainkan peran penting dalam proses kreatif Hetrys. Ia mengaku gemar menonton film bergenre thriller bercampur sains, film superhero, hingga kisah luar angkasa. “Kadang dari film-film seperti itu muncul ide-ide liar,” ucapnya menambahkan.

Inspirasi itu kemudian ia olah, dipadukan dengan logika ilmiah yang ia kuasai. Baginya, kunci menulis fiksi ilmiah adalah tetap berpijak pada hal-hal rasional.

“Pertama tentu yang ilmiahnya dulu kita pegang sebagai dasar, baru hal-hal fiksi itu jadi imajinasi. Supaya cerita tetap terasa realistis,” jelasnya.

Tantangan dan Kejutan di Balik Proses Kreatif

Tidak ada proses menulis yang tanpa hambatan. Hetrys mengakui bahwa kesulitan justru muncul ketika ia harus berhenti sejenak setelah menyelesaikan satu bagian. “Selesai satu, saya hiatus dulu. Nanti setelah kembali, saya harus mencari ide baru untuk ditambahkan,” kenangnya.

Namun, pengalaman paling berkesan justru hadir menjelang akhir proses penulisan. Pada tahap editing, ia tersadar bahwa seluruh tulisannya yang semula berdiri sendiri ternyata terhubung satu sama lain.

“Waktu sudah dikumpulkan semua tulisan, saya baru menyadari: ‘kok bisa nyambung ya?’ Itu menarik sekali buat saya,” ungkapnya.

Pesan untuk Penulis Muda

Meski menyebut dirinya masih amatir, Hetrys tidak segan berbagi tips bagi penulis lain yang ingin menggabungkan sains dengan fiksi dan unsur sinema. Menurutnya, riset dasar adalah hal wajib.

“Misalnya mau nulis tentang luar angkasa, minimal cari tahu dulu hal-hal mendasar tentang itu. Dari pengetahuan dasar itu, fiksi bisa dikembangkan,” katanya.

Bagi Hetrys, menulis adalah perjalanan panjang yang dimulai dari ide sederhana. “Intuisi dulu, ide dulu. Kalau sudah dapat, tinggal dikembangkan,” pungkasnya.

Dengan Perkara Otak, Hetrys membuktikan bahwa kreativitas bisa lahir dari tempat yang paling tidak terduga, mulai dari kebiasaan menonton film, dari sains yang dipelajari, dari tanaman yang diamati, bahkan dari jeda-jeda panjang saat menulis.

Novel ini bukan hanya karya debutnya, tetapi juga refleksi bahwa batas imajinasi manusia dapat terus dibuka—selama kita berani mengolahnya.

Jika kamu penasaran dengan isi novel karya Hetrys Jailani yang menggabungkan berbagai unsur, mulai dari sains, film, dan pengalaman sehari-hari, kamu bisa langsung membelinya di toko resmi Detak Pustaka atau klik laman berikut ini: Perkara Otak.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.