Bisnis

Pertamina dan Toyota Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Hidrogen Hijau di Indonesia

×

Pertamina dan Toyota Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Hidrogen Hijau di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Pertamina dan Toyota Kolaborasi Kembangkan Ekosistem Hidrogen Hijau di Indonesia
Pertamina kembangkan ekosistem hidrogen hijau di Indonesia. (Dok. Pertamina).

Detak Tribe – PT Pertamina (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), resmi memulai pengembangan hidrogen hijau dengan mengintegrasikan teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) Electrolyzer dan energi panas bumi sebagai sumber listrik bersih. Program ini ditandai dengan peletakan batu pertama Pilot Plant Green Hydrogen Ulubelu di Lampung.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan langkah penting dalam membangun ekosistem hidrogen hijau secara end-to-end, mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatan untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon.

“Proyek energi hidrogen hijau ini bisa direplikasi di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGEO lainnya di masa depan. Untuk itu, kami meminta dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk Kementerian ESDM dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Hadirnya Green Hydrogen Plant menjadikan PGE memiliki rantai bisnis hijau terintegrasi dari hulu hingga hilir,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (20/09/2025).

Fasilitas Green Hydrogen Plant di Ulubelu juga diharapkan membuka peluang percepatan solusi off-grid untuk transportasi dan industri rendah karbon. Tidak hanya itu, ke depan PGE juga menyiapkan peta jalan pengembangan energi bersih lain, termasuk hilirisasi green ammonia dan green methanol sebagai solusi energi masa depan.

Pengembangan proyek hidrogen hijau ini turut diperkuat dengan penandatanganan kerja sama. PGEO menjalin kolaborasi dengan PT Toyota Manufacturing Indonesia dalam studi pengembangan ekosistem hidrogen hijau, serta melakukan joint study agreement bersama Pertamina Energy Terminal.

Sebagai pilot project, fasilitas Green Hydrogen Ulubelu dirancang mampu memproduksi sekitar 100 kilogram hidrogen hijau per hari dengan efisiensi tinggi, berkisar 82%-88%, berkat kombinasi energi panas bumi sebagai sumber terbarukan dan teknologi elektrolisis modern yang hemat energi.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa inovasi energi transisi menjadi bagian dari strategi Pertamina dalam memperkuat ketahanan energi sekaligus mendukung target swasembada energi nasional.

“Geothermal adalah salah satu sumber energi yang potensinya masih sangat besar di Indonesia. Pertamina akan terus mencari peluang baru dan aktif mengembangkan ekosistem energi bersih,” tegasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.