BisnisNews

Petronas Berhentikan 10 Persen Karyawan untuk Fokus pada Efisiensi dan Restrukturasi

×

Petronas Berhentikan 10 Persen Karyawan untuk Fokus pada Efisiensi dan Restrukturasi

Sebarkan artikel ini
Petronas Berhentikan 10 Persen Karyawan untuk Fokus pada Efisiensi dan Restrukturasi
Sebuah mobil melintas di salah satu pom bensin Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 31 Juli 2019. (REUTERS/Lim Huey Teng)

Detak Tribe – Petroliam Nasional Berhad atau yang dikenal luas dengan Petronas, perusahaan energi nasional yang dimiliki Malaysia, dikabarkan akan memutus hubungan kerja dengan 10 persen pekerjanya.

Ketetapan tersebut diambil sebagai upaya restrukturasi dalam skala besar. Hal ini untuk mencapai transformasi strategis yang direncanakan oleh pihak perusahaan.

Tengku Muhammad Taufik selaku Presiden serta CEO Grup Petronas, menjelaskan pendalaman yang dilakukan secara menyeluruh terhadap operasional perusahaan diperlukan.

Tujuannya agar dapat menjamin bahwa Petronas tetap kompetitif, terutama ketika berhadapan dengan tantangan, baik di tingkat domestik maupun global.

Peninjauan tersebut dilakukan perusahaan terhadap seluruh lini, mulai dari aset, pengeluaran, proses, operasional, sampai dengan tenaga kerja.

Lebih lanjut, pemutusan hubungan kerja ini juga dilakukan oleh Petronas setelah melakukan pertimbangan terhadap kebutuhan di masa mendatang serta target keberlanjutan yang dimiliki perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.

Saat ini, jumlah karyawan di Petronas tercatat sebanyak 50.000 pekerja. Dengan demikian, pemutusan hubungan kerja yang akan dilakukan Petronas berpotensi besar berpengaruh terhadap 5.000 pekerjanya.

Pemberitahuan terhadap pegawai yang terdampak kebijakan ini dilakukan secara bertahap sampai akhir tahun 2025 ini.

Petronas menjelaskan akan menetapkan pembekuan umum terkait perekrutan tenaga kerja baru sampai dengan bulan Desember tahun 2026 mendatang. Meski demikian, perekrutan pekerja untuk posisi penting tertentu di dalam perusahaan dikabarkan akan tetap dilakukan.

Sementara itu, Anwar Ibrahim selaku Perdana Menteri Malaysia, menyebut bahwa mayoritas pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja ini memiliki status sebagai karyawan kontrak.

Kabar pemutusan hubungan kerja terhadap 10 persen pegawainya membuat spekulasi terhadap Petronas mulai muncul. Salah satunya adalah Petronas yang disebut keluar dari bisnis Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair di Kanada.

Spekulasi tersebut langsung ditepis oleh Tengku Taufik selaku CEO Petronas. Pihak manajamen Petronas pun mengukuhkan bahwa sampai saat ini Kanada masih terus menjadi wilayah strategis dalam portofolio perusahaan di tingkat global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.