Detak Tribe – Rano Karno selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta menyampaikan keinginannya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota sinema yang memiliki festival film bertaraf internasional.
Keinginan tersebut dirinya sampaikan pada hari ini, Sabtu (12/4/2025) di Kuningan, Jakarta Selatan.
Rano turut menyebut bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berencana untuk membuka booth atau stan dalam perhelatan Festival Film Cannes yang diselenggarakan di Prancis pada Mei 2025 mendatang.
Stan yang dibuka di Festival Film Cannes 2025 rencananya akan menampilkan seluruh film pendek yang telah masuk di perhelatan Jakarta Film Week.
Selain stan, para produser tanah air juga akan diundang untuk turut berpartisipasi dalam perhelatan tersebut.
Langkah ini penting karena di dalam perhelatan festival film internasional tersebut tak hanya menjadi ajang untuk berkompetisi, melainkan turut menjadi kesempatan untuk memasarkan film Indonesia.
Lebih lanjut, festival film bertaraf global yang disebut Rano Karno tak hanya mencakup film pendek, melainkan termasuk dengan film-film yang memiliki kualitas dengan standar internasional.
Indonesia saat ini memiliki dua festival dengan standar tersebut, yakni Festival Film Bandung serta Jogja-NETPAC Asian Film Festival atau yang juga dikenal dengan JAFF.
Festival Film Bandung atau FFB digelar sejak tahun 1987 lalu. Keunikan festival film yang telah berlangsung selama 38 tahun ini karena ketahanannya di tengah masa-masa sulit perfilman Indonesia.
Selain itu, Festival Film Bandung menaruh minat khusus terhadap film asing, televisi, dan dokumenter yang mempunyai wawasan kebangsaan. Festival film ini turut memberikan penghargaan khusus kepada pemeran anak berbakat.
Sementara itu, Jogja-NETPAC Asian Film Festival atau JAFF telah berlangsung selama 19 tahun. Tahun 2006 adalah titik bermulanya festival film ini, setelah bencana gempa bumi melanda Yogyakarta.
Keunikan JAFF adalah fokusnya yang kuat terhadap sinema Asia serta berbagai program inklusif yang ditujukan untuk memperluas akses festival masyarakat luas.
Program inklusif tersebut di antaranya Program Layar Anak Indonesia yang telah melibatkan banyak anak serta keluarga dan Bioskop Bisik yang ditujukan untuk memberi akses bagi penyandang disabilitas.
Rano menyebut bahwa festival film internasional di Jakarta akan menghadirkan kompetisi dan kritik film.
Dirinya menyebut akan mengundang berbagai ahli dalam dunia perfilman untuk melaksanakan rencana tersebut. Rano juga berencana untuk bertemu dengan Garin Nugroho, yakni sutradara dan produser film ternama di Indonesia. Garin Nugroho juga merupakan sosok di balik hadirnya Festival Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
Di akhir, Rano Karno menyebut bahwa salah satu syarat untuk menjadi kota global adalah dengan menjadi kota yang berbudaya dan hal tersebut dapat dicapai dengan mewujudkan rencana di atas.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.