Detak Tribe – Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, ungkap kekecewaannya terkait minimnya kontribusi tambang ke Sulteng. Dikarenakan, terkait dengan kontribusi sektor pertambangan terhadap pendapatan daerah.
Ia menyoroti bahwa meski aktivitas tambang begitu masif, khususnya di Morowali dan Banggai, pendapatan yang diterima provinsi hanya sekitar Rp 200 miliar.
“Kerusakan lingkungan luar biasa, tetapi pendapatan yang kami terima tidak sepadan,” ujar Rusdy dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, dikutip dari Kompas.com.
Rusdy menegaskan bahwa wilayahnya menjadi salah satu pusat tambang nikel nasional, namun yang dirasakan oleh masyarakat justru banjir lumpur, pencemaran sungai, dan terganggunya mata pencaharian.
Ia meminta agar pemerintah pusat meninjau ulang mekanisme dana bagi hasil. “Kami minta hak kami. Sulteng tidak boleh hanya jadi tempat eksploitasi tanpa keadilan,” tegasnya.
Menurut data Kementerian ESDM, Provinsi Sulteng memang menyumbang signifikan dalam produksi nikel nasional. Namun, kontribusi ke pendapatan asli daerah masih di bawah 10 persen dari total aktivitas ekonomi tambang.
Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Patijaya, menyatakan akan membawa persoalan ini ke tingkat kementerian untuk evaluasi.
“Kami mengapresiasi sikap Gubernur Rusdy. DPR akan mendorong adanya perbaikan dalam skema distribusi hasil tambang,” ujar Bambang, dilansir dari Antara.
Di sisi lain, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mencatat bahwa aktivitas tambang di Sulteng telah berdampak pada ekosistem hutan dan kawasan pesisir.
Pakar kebijakan publik dari Universitas Tadulako, Dr. Nurhadi, menilai ketimpangan ini adalah akibat lemahnya posisi tawar pemerintah daerah dalam kebijakan nasional sektor pertambangan.
Ia menyarankan agar pemerintah mempercepat revisi UU Minerba dan memperkuat peran daerah dalam perizinan dan pembagian hasil.
Rusdy berharap suara kekecewaaanya ini terkait denagan minimnya kontribusi tambang ke Sulteng, dapat mewakili aspirasi masyarakat lokal yang ingin melihat pembangunan berkelanjutan dan adil dari potensi alam mereka.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.