Detak Tribe – Samsung resmi memulai produksi massal chipset terbarunya, Exynos 2600, lebih cepat dari jadwal yang telah ditetapkan. Kabar tersebut dilaporkan oleh media Korea dan dianggap sebagai langkah penting bagi raksasa teknologi asal Negeri Ginseng itu, terutama setelah kegagalan Exynos 2500 yang sebelumnya disiapkan untuk lini Galaxy S25.
Exynos 2500 yang dibangun dengan proses fabrikasi 3nm gagal memenuhi ekspektasi, sehingga Samsung terpaksa mengandalkan Snapdragon 8 Elite buatan Qualcomm untuk dipakai secara global pada seri Galaxy S25.
Kini, perhatian penuh perusahaan dialihkan ke Exynos 2600 yang dikembangkan menggunakan teknologi 2nm, dan diproyeksikan akan hadir di beberapa model Galaxy S26 yang dijadwalkan meluncur pada Januari 2026 mendatang.
Meski proses produksi massal sudah dimulai, laporan menyebutkan bahwa yield Samsung Foundry masih tergolong rendah. Kendati demikian, hal tersebut tidak menghentikan rencana Samsung untuk tetap membenamkan Exynos 2600 di sejumlah pasar tertentu.
Mengacu pada tradisi sebelumnya, varian Exynos biasanya dipasarkan di kawasan Eropa dan beberapa wilayah lain, sedangkan pasar Amerika Serikat dan China tetap mengandalkan Snapdragon. Pola distribusi ini diperkirakan masih akan berlanjut, apalagi Snapdragon 8 Elite Gen 5 sudah dipastikan menjadi chipset utama untuk Galaxy S26 di sebagian pasar global.
Di sisi lain, Samsung belakangan juga memangkas harga wafer 2nm secara signifikan. Langkah strategis ini diyakini sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing terhadap TSMC, pesaing utama yang selama ini mendominasi pasar semikonduktor kelas atas.
Dengan hadirnya Exynos 2600 yang lebih matang serta menjanjikan efisiensi daya berkat teknologi 2nm, persaingan di ranah chipset mobile premium diprediksi akan semakin ketat menjelang debut Galaxy S26 pada tahun depan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.