NewsPendidikan

Sekolah Rakyat Terapkan Kurikulum Multi Entry Multi Exit

×

Sekolah Rakyat Terapkan Kurikulum Multi Entry Multi Exit

Sebarkan artikel ini
Sekolah Rakyat Terapkan Kurikulum Multi‑Entry Multi‑Exit
Ilustrasi gambar terkait pengimplementasian Sekolah Rakyat yanag akan menerapkan kurikulum multi‑entry multi‑exit. (Sumber, Picture by Freepik.com)

Detak Tribe – Penerapan kurikulum multi entry multi exit, mulai berlaku? Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan program inovatif bernama Sekolah Rakyat, yang menggunakan sistem kurikulum fleksibel berbasis multi entry, multi exit

Model ini memungkinkan siswa untuk masuk sekolah kapan saja dan lulus sesuai capaian pembelajaran, tanpa harus mengikuti kalender akademik konvensional.

Menteri Dikdasmen Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa kurikulum ini dirancang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pelajar dari latar belakang kurang mampu atau yang sebelumnya putus sekolah. “Ini adalah bentuk keadilan pendidikan. Mereka yang tertinggal bisa mulai dari mana saja dan lulus sesuai perkembangan belajarnya,” ujar Mu’ti yang dikutip dari berita kompas.com Selasa (10/6/2025).

Dalam praktiknya, siswa tidak lagi harus menunggu tahun ajaran baru. Mereka bisa mulai belajar ketika siap, dan meninggalkan sekolah setelah menyelesaikan target pembelajaran tertentu, bukan karena waktu belajar telah habis. Ini sejalan dengan prinsip merdeka belajar yang selama ini digaungkan pemerintah.

Kurikulum yang digunakan pun bersifat tailor-made, yakni disusun khusus untuk Sekolah Rakyat, bukan sekadar adopsi dari kurikulum nasional. Materi pelajaran akan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, dengan pendekatan kontekstual dan aplikatif. 

Hal ini sangat penting karena banyak peserta didik yang masuk berasal dari lingkungan dengan akses pendidikan yang sangat terbatas sebelumnya.

Selain itu, Sekolah Rakyat juga menerapkan sistem pendidikan berasrama, di mana siswa tidak hanya belajar secara akademik, tetapi juga mendapatkan pembinaan karakter dan keterampilan hidup. 

Program ini akan ditopang oleh guru dan tenaga pendidik yang direkrut secara khusus, termasuk dari kalangan ASN dan PPPK.

Pada tahun ajaran 2025–2026, pemerintah menargetkan pembukaan 53 titik Sekolah Rakyat di berbagai wilayah Indonesia. Angka ini berpotensi meningkat hingga 200 lokasi sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. 

Pemerintah berharap program ini menjadi terobosan besar untuk memutus mata rantai kemiskinan dan memperluas akses pendidikan formal yang adaptif dan inklusif.

Dengan model multi-entry, multi-exit, Sekolah Rakyat menghadirkan harapan baru, yaitu pendidikan yang benar-benar fleksibel, personal, dan membebaskan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.