News

Siswa SMP di Tangsel Meninggal Usai Diduga Dirundung, Terungkap Alami Tumor Otak

×

Siswa SMP di Tangsel Meninggal Usai Diduga Dirundung, Terungkap Alami Tumor Otak

Sebarkan artikel ini
Siswa SMP di Tangsel Meninggal Usai Diduga Dirundung, Terungkap Alami Tumor Otak
Ilustrasi stop bullying. (pexels.com/RDNE Stock project).

Detak Tribe – MH (13), siswa kelas I SMP Negeri di Tangerang Selatan (Tangsel), meninggal dunia di ruang ICU RS Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Minggu (16/11/2025) pagi. Remaja yang sejak awal masuk sekolah diduga mengalami perundungan itu mengembuskan napas terakhir setelah kondisinya terus memburuk akibat luka parah di kepala.

Kabar duka ini kembali membuka perjalanan panjang yang dialami MH, mulai dari dugaan kekerasan yang terjadi di sekolah, proses perawatan yang berlarut, hingga temuan medis lain yang baru diketahui sesaat sebelum ia meninggal.

Sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), MH disebut kerap mendapat intimidasi dari teman sekelasnya. Sang ibu, Y (38), menuturkan bahwa tindakan yang diterima putranya bukan hanya berupa ejekan, tetapi juga kekerasan fisik.

“Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul,” ujar Y.

Kekerasan mencapai puncaknya pada Senin (20/10/2025), saat kepala MH dihantam kursi besi oleh seorang teman sekelas. Sejak saat itu, kondisi kesehatannya semakin menurun hingga harus menjalani perawatan intensif.

Awalnya MH dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Tangerang Selatan. Namun, karena tidak kunjung membaik, ia dipindahkan ke RS Fatmawati pada Minggu (09/11/2025). Dua hari kemudian, Selasa (11/11/2025), MH dimasukkan ke ruang ICU dan diintubasi.

Kondisinya terus kritis hingga Minggu (16/11/2025), ketika pendamping dari LBH Korban, Alvian, menerima kabar duka dari keluarga sekitar pukul 06.00 WIB. “Korban sudah tidak ada. Kalau jamnya kami kurang tahu, tapi kami dikabari pihak keluarga pas jam 06.00 WIB,” ujarnya.

Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, membenarkan kabar meninggalnya MH. Ia mengungkapkan bahwa tim medis menemukan kondisi kesehatan lain pada tubuh korban. “Jadi, memang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” kata Benyamin.

Ia menyebutkan informasi tersebut diperoleh dari pihak rumah sakit. Menurutnya, tumor otak yang diderita MH kemungkinan sudah berkembang bertahun-tahun tanpa terdeteksi. Meski begitu, Pemkot Tangsel akan mendalami temuan medis tersebut.

“Prosesnya saya serahkan kepada polisi. Kalau keluarga korban mengadukan, itu kita serahkan kepada Pak kapolres,” katanya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Tangsel, AKP Agil Sahril, menyampaikan bahwa penyidik telah memeriksa enam saksi, yakni siswa yang menjadi teman MH serta guru-guru SMP yang mengajar MH.

“Penyidik sudah meminta keterangan klarifikasi dari beberapa saksi, ada enam orang termasuk guru pengajar,” ujarnya.

Sebelum MH kritis, penyidik juga beberapa kali meminta keterangan langsung kepada korban dengan didampingi keluarga, KPAI, Dinas Pendidikan, dan UPTD PPA Kota Tangsel. “Petugas juga membuat laporan informasi sebagai dasar dimulainya penyelidikan secara resmi,” jelas Agil.

Polres Tangsel menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya MH dan memastikan bahwa penyelidikan terkait dugaan perundungan akan terus dilakukan secara profesional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.