Detak Tribe – Perusahaan pembuat pesawat, The Boeing Company, akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sekitar 17.000 karyawan dalam beberapa bulan ke depan. Jumlah tersebut adalah 10 persen dari total karyawannya.
Keputusan ini diambil setelah perusahaan menghadapi masalah keuangan besar akibat pemogokan pekerja serta serangkaian masalah keselamatan.
CEO Boeing, Kelly Ortberg, menyatakan bahwa PHK ini diperlukan untuk menyesuaikan kondisi perusahaan dengan realitas keuangan yang ada. Ia membeberkan, pengurangan ini akan mencakup para eksekutif, manajer, dan karyawan.
Boeing kini tengah menghadapi kerugian hingga 33 miliar US dollar dalam lima tahun terakhir. Saham perusahaan turun 1,1 persen dan PHK dianggap sebagai salah satu langkah untuk memperbaiki kondisi keuangan.
Boeing saat ini memiliki sekitar 170.000 karyawan di seluruh dunia. Mayoritas karyawan berada di fasilitas manufaktur di Washington dan South Carolina, Amerika Serikat.
Perusahaan telah memberlakukan cuti sementara bagi karyawannya sejak September 2024, tetapi kebijakan ini akan dihentikan seiring dengan adanya PHK.
Ortberg mengungkapkan bahwa pemogokan 33.000 juru mesin yang tergabung dalam serikat pekerja sejak (14/09/2024) menjadi salah satu penyebab utama kerugian. Pemogokan ini menyebabkan Boeing menghentikan produksi pesawat terlarisnya, 737 Max, serta 777, dan 767.
Menurut laporan awal keuangan kuartal ketiga, Boeing merugi sebesar 1,3 miliar US dollar atau 9,97 US dollar per saham. Jauh lebih buruk dari perkiraan analis yang memperkirakan kerugian sebesar 1,61 US dollar per saham.
Selain itu, pemogokan tersebut merugikan Boeing sekitar 1 miliar US dollar per bulan dan perusahaan kini menghadapi risiko kehilangan peringkat kredit investasi yang berharga.
Masalah keselamatan Boeing juga semakin disorot setelah insiden pada Januari 2024. Di mana sebuah pintu pesawat 737 Max yang diterbangkan oleh Alaska Airlines terlepas selama penerbangan.
Insiden itu memicu investigasi lebih lanjut dari Badan Penerbangan Federal (FAA). Boeing juga sedang berurusan dengan sejumlah tuntutan hukum terkait dua kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat 737 Max yang menewaskan 346 orang.
Selain itu, bisnis antariksa dan pertahanan Boeing juga mengalami kerugian setelah pesawat antariksa Starliner yang mengangkut dua astronaut terdampar di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama berbulan-bulan.
Manajer ekuitas di Great Hill Capital, Thomas Hayes, menilai bahwa PHK ini bisa menjadi tekanan tambahan bagi pekerja yang sedang mogok untuk segera mengakhiri aksinya.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Boeing sedang berjuang keras untuk memulihkan kondisi keuangannya di tengah tekanan internal dan eksternal yang kian meningkat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.