Teknologi

Wahana Antariksa Buatan Soviet Berpotensi Jatuh di Indonesia, Jadi Sampah Orbit Bumi Selama 53 Tahun

×

Wahana Antariksa Buatan Soviet Berpotensi Jatuh di Indonesia, Jadi Sampah Orbit Bumi Selama 53 Tahun

Sebarkan artikel ini
Wahana Antariksa Buatan Soviet Berpotensi Jatuh di Indonesia, Jadi Sampah Orbit Bumi Selama 53 Tahun
Ilustrasi, Kapsul Venera-4 di Memorial Museum of Astronautics. Wahana antariksa buatan Soviet berpotensi jatuh di Indonesia, jadi sampah orbit bumi selama 53 tahun. (wikipedia.org/Rave)

Detak TribeKosmos 482, wahana antariksa buatan Uni Soviet (kini Rusia) dikabarkan berpotensi jatuh ke Bumi. Indonesia pun masuk ke dalam lokasi yang berpotensi kejatuhan wahana antariksa tersebut.

Kosmos 482 telah menjadi sampah di orbit bumi selama lebih dari setengah abad lamanya, tepatnya 53 tahun. Wahana antariksa ini diluncurkan untuk menuju Venus pada 1972 silam.

Sayangnya, misi mendarat di Venus tak berhasil dan Kosmos 482 pun berujung mengorbit Bumi di dalam lintasan elips. Kegagalan ini terjadi lantaran malfungsi pada tahap akhir misi peluncuran tersebut.

Lebih lanjut, wahana antariksa Kosmos 482 pun diprediksi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN akan jatuh pada hari ini, Sabtu (10/3) ke Bumi.

Wahana antariksa tersebut jatuh ke Bumi dengan kecepatan mencapai 242 kilometer setiap jam atau setara dengan kecepatan meteor. Kondisi saat ini menunjukkan bahwa orbit Kosmos 482 terus mengalami penurunan ketinggian karena hambatan atmosfer.

Ketinggian awal Kosmos 482 dilaporkan hampir berada pada 10.000 kilometer. Saat ini, ketinggian Kosmos 482 dilaporkan sekitar 200 kilometer.

Orbit tersebut akan jatuh ke Bumi hanya dalam waktu beberapa menit saat ketinggiannya berada di angka 120 kilometer.

Sementara itu, BRIN mengonfirmasi belum dapat memastikan lokasi dan waktu wahana antariksa Kosmos 482 jatuh ke Bumi. Meski demikian, orbitnya yang diketahui melintas di antara 52 derajat LU sampai dengan 52 derajat LS memungkinkan wahana antariksa tersebut jatuh di Indonesia.

Profesor Thomas Djamaluddin selaku Peneliti Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, menyebut Kalimantan Timur dan Utara, lalu Sulawesi Selatan, serta Nusa Tenggara Timur sebagai wilayah Indonesia yang kemungkinan menjadi lokasi jatuhnya Kosmos 482.

Lebih lanjut, Profesor Thomas pun menjelaskan dua dampak bila sampah antariksa ini jatuh ke Bumi. Dampak pertama adalah kerusakan yang timbul bila tumbukannya mengenai fasilitas penduduk.

Meski demikian, probabilitas yang kecil membuat masyarakat tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Fragmen berupa serpihan wahana yang jatuh besar kemungkinannya berukuran kecil dan telah habis terbakar ketika melewati atmosfer Bumi.

Dampak kedua sehubungan dengan bahan-bahan yang berada di dalam sisa satelit tersebut, utamanya bila terdapat bahan nuklir.

Situasi ini pun tercatat pernah dialami oleh Kanada ketika wahana antariksa Rusia jatuh ke negaranya. Kanada kemudian menuntut Rusia karena kekhawatiran terkait pencemaran bahan nuklir.

Dari sudut pandang hukum serta tanggung jawab secara internasional, negara peluncur bertanggung jawab penuh untuk mengganti rugi ke negara yang ditaksir mengalami kerugian akibat wahana atau sampah antariksa negara peluncur yang jatuh ke negara tersebut.

Tanggung jawab tersebut telah diatur di dalam Convention on International Liability for Damage Caused by Space Objects. Konvensi tersebut telah ditetapkan pada tahun 1972 silam.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.