Detak Tribe – Di tengah kesibukannya sebagai wanita karier, penulis, dan ibu rumah tangga, Yeni Usmayanti tetap berhasil menemukan ruang untuk berkarya. Penulis buku Nayanika ini membuktikan bahwa konsistensi, penerimaan diri, dan dukungan keluarga mampu menjadi fondasi kuat bagi perempuan modern yang memikul banyak peran sekaligus.
Kiprahnya di dunia literasi pun terus berkembang, hingga pada November 2025 ia berhasil meraih penghargaan Author of The Month dari penerbit Detak Pustaka. Prestasi ini menjadi hasil nyata setelah dirinya gemar dan aktif mempromosikan karya tersebut di media sosial.
Perempuan dan Standar Sosial yang Rumit
Bagi Yeni, menjadi perempuan modern di tengah derasnya standar media sosial bukan perkara mudah. Ia menggambarkan perempuan cukup dengan satu kata, yakni rumit. Menurutnya, sering kali perempuan justru berperang dengan perasaannya sendiri.
“Yang menjadi musuh terbesar untuk seorang perempuan itu adalah perasaannya sendiri,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa standar kecantikan, keberhasilan, hingga pencapaian yang muncul di media sosial sering membuat perempuan merasa tidak cukup baik. Yeni pun mengaku sempat berada di persimpangan antara berhenti mengejar mimpi atau mengikuti standar orang lain.
Di momen-momen seperti itu, ia memilih langkah sederhana, namun bermakna yaitu dengan memaklumi diri sendiri. “Tidak semua yang harus saya tunjukkan harus berdasarkan standar-standar pada orang lain,” katanya.
Dalam perjalanannya, Yeni tak menampik adanya beban mental untuk selalu terlihat sempurna. Namun, ia menemukan cara bijak untuk menghadapi tekanan tersebut.
“Kita harus membiasakan diri untuk bersikap masa bodoh. Bukan berarti tidak peduli, tapi fokus pada hal-hal baiknya saja,” jelasnya. Sikap ini menjadi tameng pribadi agar tidak terjebak dalam perbandingan sosial yang melelahkan.
Menulis Demi Menyiasati Kesibukan Rumah Tangga
Sebagai ibu rumah tangga, Yeni mengakui bahwa waktu kreatif sering kali terpotong oleh urusan rumah tangga. Namun, ia tidak menjadikan hal itu alasan untuk berhenti berkarya. Dalam proses penulisan Nayanika, ia mengandalkan alat yang ada—sebuah ponsel.
“Saya tidak punya laptop, jadi semua saya tampung di handphone sampai bisa menjadi satu buku. Saya menulis ketika anak sedang tidur,” ceritanya. Strategi ini sekaligus menjadi bukti bahwa kreativitas tak mengenal batas perangkat.
Ia juga tidak memiliki jadwal menulis yang baku. Time blocking baginya sulit diterapkan karena ritme rumah tangga tidak selalu dapat diprediksi. “Saat rumah sedang tenang, saya curi-curi waktu menulis. Untuk pekerjaan rumah lainnya, keluarga sangat membantu,” tegasnya.
Meski begitu, Yeni tetap memanfaatkan media digital sebagai pengingat, terutama saat mengikuti lomba menulis. Alarm menjadi alat sederhana untuk memastikan tenggat karya tidak terlewat.
Pentingnya Self-Praise
Rasa bersalah karena tidak sempurna kerap menghantui banyak perempuan, termasuk Yeni. Namun, ia memiliki cara untuk mengatasinya yaitu dengan memuji diri sendiri.
“Aku nggak mau membandingkan pencapaian yang aku punya dengan yang orang lain punya,” ujarnya. Bagi Yeni, langkah kecil untuk menghargai diri sendiri dapat menjadi energi penting untuk bertahan.
Yeni menekankan bahwa me time adalah kebutuhan dasar agar seorang ibu tetap waras. Ketika membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri, ia meminta bantuan keluarga untuk mengasuh anak agar ia bisa sejenak bernapas dan merawat energi kreatifnya.
Dalam menjaga ritme berkarya, Yeni selalu memegang satu prinsip, dengan tidak berhenti. “Besar atau kecil langkah yang kita ambil tetap akan membawa kita ke impian yang kita inginkan,” ucapnya. Keyakinan ini yang membuatnya terus menulis, meski dengan waktu yang tak selalu ideal.
Nayanika: Mata Indah yang Menyimpan Air Mata
Buku Nayanika lahir dari penghormatan Yeni kepada perempuan-perempuan yang ia kenal. Ia menjelaskan bahwa kata Nayanika berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti mata yang indah—mata yang kuat menahan tangis dan kesedihan, namun tetap mampu tersenyum.
“Nayanika saya simbolkan untuk semua perempuan-perempuan hebat yang saya kenal,” terang Yeni. Buku ini berisi kumpulan puisi yang ia tulis untuk dirinya sendiri sekaligus untuk perempuan lain yang juga pernah menghadapi hal-hal yang sama.
Prestasi dan Jejak Literasi
Tak hanya menulis, Yeni aktif mempromosikan karyanya melalui media sosial. Konsistensinya diperhatikan publik pembaca, hingga akhirnya membawa ia meraih penghargaan Author of The Month Detak Pustaka periode November 2025. Sebuah pencapaian yang menegaskan bahwa langkah kecil yang ia ambil selama ini membawa hasil besar.
Yeni Usmayanti menunjukkan bahwa menjadi perempuan dengan banyak peran bukan berarti harus mengorbankan mimpi. Dengan menerima diri, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, serta melangkah perlahan namun pasti, ia berhasil menyeimbangkan karier, keluarga, dan passion menulis.
Karya hebat Yeni Usmayanti yang berjudul Nayanika dapat kamu beli melalui tautan berikut: Buku Nayanika. Nayanika tidak hanya sekadar puisi puitis, tetapi sebuah gambaran untuk mengajak perempuan lain melihat diri mereka sebagai sosok kuat yang pantas dirayakan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.












