Detak Tribe – Konser kamardikan (konser kemerdekaan) merupakan salah satu agenda konser rutin untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Konser Kamardikan pada tahun 2024 ini digelar pada 24 Agustus 2024 bertempat di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Bersama dengan Yogyakarta Royal Orchestra (YRO), pada tahun ini Keraton Yogyakarta kembali mempersembahkan lagu-lagu bertema kebangsaan, perjuangan, dan persatuan.
Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) adalah sebuah orkestra yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2001. Orkestra ini terdiri dari para abdi dalem keraton yang terlatih dalam memainkan berbagai alat musik.
Antusiasme masyarakat yang begitu tinggi untuk turut menyaksikan persembahan konser kemerdekaan ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung konser yang hadir secara langsung di venue. Selain itu juga ribuan masyarakat dari seluruh Indonesia turut menonton secara daring di kanal youtube Kraton.
Terpilihnya Museum Benteng Vredeburg sebagai tempat berlangsungnya konser pun tak lepas dari keterlibatannya sebagai saksi bisu sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Selain itu, konser ini juga sekaligus menjadi penutupan dari serangkaian Pameran Abimantrana. Pameran ini sudah terlaksana dari tanggal 08 Maret hingga 24 Agustus 2024 di Benteng Vredeburg.
Abimantrana menjadi pameran yang menyajikan bentuk visual atau wujud fisik dari simbol-simbol dalam berbagai tatacara upacara adat, terutama yang berkaitan dengan fase kehidupan manusia Jawa. Pameran ini juga mengadopsi filosofi dari Pangeran Mangkubumi: sangkan paraning dumadi.
Sangkan paran adalah ajaran yang mengingatkan manusia tentang Sangkan (dari mana ia berasal) dan Paran (ke mana ia akan kembali). Filosofi Sangkan Paran mengacu pada hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan antara manusia dengan alam semesta dan Tuhan.
Dalam sambutannya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara menyampaikan bahwa Kraton sebagai institusi budaya terus melakukan praktik pelestarian budaya yang adaptif di tengah kemajuan zaman.
Acara dimulai pada pukul 19.20 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama seluruh hadirin. Selanjutnya, Yogyakarta Royal Orchestra berkolaborasi dengan Vocalista Harmonic Choir ISI Yogyakarta menyanyikan Hymne Kemerdekaan karya Ibu Sud.
Persembahan memukau selanjutnya hadir dari penampilan kolaborasi bersama solo cello oleh Raden Dwityatama Dharmasakti yang membawakan lagu Tanah Airku. Keseruan dari alunan musik yang memanjakan telinga terus silih berganti. Menyusul pula Fantasia For Piano and orchestra Theme from the Indonesia Pusaka, dimainkan secara solo oleh Rachel Nadia Abiela.
Tak cukup sampai di situ, pada penonton kemudian disuguhkan nyanyian tembang oleh sinden dari Cokekan Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tembang tersebut berjudul Yen Ing Tawang Ana Lintang ciptaan Andjar Any.
Karena dinyanyikan oleh seorang sinden, maka, lagu ini dapat diinterpretasikan sebagai gambaran kisah seorang wanita yang ditinggalkan oleh orang tersayangnya untuk memperjuangkan kemerdekaan. Meski tak kunjung menerima kabar, wanita itu tetap menunggu sembari menatap bintang, berharap orang yang ia tunggu senantiasa dalam keadaan selamat dan menatap langit yang sama.
Malam Minggu semakin syahdu berpadu dengan alunan musik solo violin oleh Athaya Hanan yang memainkan lagu Ibu Pertiwi. Lagu Ibu Pertiwi seakan mempersonifikasi tanah air Indonesia sebagai sosok ibu yang senantiasa mencintai, memelihara, dan melindungi semua anak-anaknya yang dalam hal ini adalah warga negara Indonesia.
Pada penampilan berikutnya, Win Yovina Thopandi mengubah suasana malam menjadi bersemangat dan menggelora dengan yang menyanyikan lagu Pantang Mundur. Lagu buatan Titiek Puspa ini menceritakan dukungan dari para wanita kepada para pahlawan yang tengah berjuang di medan perang.
Selanjutnya juga ada sesi penyerahan bunga tangan sebagai tanda apresiasi kepada para solois, concertmaster, conductor, dan arranger. Penyerahan bunga tangan diberikan langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X
Gema musik masih terus mengalun. Kali ini medley lagu Berkibarlah Benderaku dan lagu Berkibarlah Bendera Negeriku menjadi begitu menggema dibawakan oleh Brian Prasetyoadi. Namun, rupanya pengunjung masih belum puas dan belum ingin menyudahi pertunjukan yang memukau itu. Setelah pembawa acara pamit undur diri, Brian bersama Win Yovina Thopandi yang akrab disapa Wina kembali hadir ke panggung untuk menyanyikan lagu Tanjung Perak milik Didi Kempot.
“Sudah selesai belum?” Celetuk Brian saat lagu tersebut sudah selesai. Ternyata para penonton ramai yang menjawab “Beluum!” ada juga penonton yang berteriak “Lagi…lagi…” Maka, sebagai penutup, Brian dan Wina pun membawakan lagu Hari Merdeka dengan mengajak seluruh penonton untuk bernyanyi bersama.
Gemuruh riuh tepuk tangan dari seluruh penonton memenuhi atmosfer Benteng Vredeburg sebagai bentuk kepuasan atas berlangsungnya konser yang megah ini. Segala apresiasi juga hadir dari kolom komentar penonton daring yang melihat dari kanal youtube Kraton.
“Mantap… biar generasi muda akan selalu punya jiwa patriotik dan ingat akan sejarah kemerdekaan Indonesia. Biar jangan tertipu dengan segelintir orang yang ingin mengubah sejarah Indonesia.” Begitulah komentar yang ditulis oleh akun Azza Kia dalam live chat di kanal youtube Kraton.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.