Detak Tribe – Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan, menegaskan bahwa pemerintah harus ikut bertanggung jawab terkait lonjakan suara yang dialami oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam beberapa hari terakhir, meskipun partai tersebut dipimpin oleh anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.
Anies menyatakan hal ini saat ditemui di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, pada hari Minggu (03/03/24). Menurutnya, keberadaan ketua partai yang merupakan anak presiden tidak boleh menjadi alasan bagi pemerintah untuk tidak bertindak tegas terhadap dugaan kejanggalan yang terjadi dalam proses pemilu.
“Saya berharap kegaduhan yang muncul akibat permasalahan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU tidak merusak legitimasi masyarakat terhadap pemilu,” ungkap Anies.
“Jangan sampai masalah ini merusak seluruh proses pemilu. Sebab, jika kepercayaan rakyat hilang terhadap proses pemilu, maka semua akan terancam.” Tambahnya.
Dalam perkembangan terkini, terjadi lonjakan kenaikan angka perolehan suara PSI yang mencapai 3% pada hari Sabtu (02/03/2024). Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa perolehan suara PSI meningkat sebanyak 72.441 dalam waktu 17 jam.
Menanggapi hal tersebut, Anggota KPU RI, Idham Kholik, menjelaskan bahwa proses rekapitulasi suara masih berlangsung secara berjenjang dari tingkat kecamatan hingga nasional. Dia menegaskan bahwa proses tersebut dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh pihak-pihak terkait seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Batas akhir rekapitulasi tingkat nasional di KPU RI adalah tanggal 20 Maret,” jelas Idham.
Namun, Idham tidak memberikan klarifikasi apakah lonjakan suara PSI tersebut merupakan hasil dari dugaan anomali atau kesalahan perhitungan dari KPU.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.