Inspirasi

Buku Tentang Safeea: Kisah Luka, Rumah, dan Kerinduan Seorang Anak pada Ibu

×

Buku Tentang Safeea: Kisah Luka, Rumah, dan Kerinduan Seorang Anak pada Ibu

Sebarkan artikel ini
Buku Tentang Safeea Kisah Luka, Rumah, dan Kerinduan Seorang Anak pada Ibu
Buku Tentang Safeea karya Khadijah Safeea Almukarromah. (Dok. Detak Pustaka).

Detak Tribe – Khadijah Safeea Almukarromah, penulis asal Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta, yang berhasil menerbitkan buku berjudul Tentang Safeea. Perempuan kelahiran Cilacap ini menuliskan kisah tentang rumah, ibu, dan pergulatan batin seorang anak yang harus tumbuh dalam kehidupan tanpa kehadiran sosok paling ia rindukan.

Dalam bukunya, tertulis kisah tentang tokoh benama Safeea yang mengalami berbagai cobaan dalam kehidupan. Safeea harus menjalani gejolak hidup, luka masa kecil, dan perjuangan panjang seorang anak yang terpisah dari ibunya.

Tentang Penulis dan Latar Kehidupan

Khadijah Safeea Almukarromah atau akrab disapa Khodijah merupakan lulusan Universitas Negeri Yogyakarta. Selain gemar menulis, Khadijah juga dikenal sebagai pendidik yang pernah mengajar di pondok pesantren.

Dalam kesehariannya, Khadijah tidak hanya hobi menulis, tetapi juga membaca buku dan melukis. Dunia literasi bukan sekadar pelarian baginya, melainkan ruang untuk merawat ingatan, menyembuhkan luka, dan menyalurkan empati.

Cerita yang Lahir dari Pengalaman Personal

Khadijah mengungkapkan bahwa Buku Tentang Safeea terinspirasi dari pengalaman masa kecilnya sendiri serta kisah almarhumah sahabatnya, Siti Zahra. Dua cerita kehidupan itu kemudian ia rangkai menjadi satu narasi utuh.

“Awalnya terinspirasi dari masa kecil saya sendiri dan juga dari almarhumah teman saya, Siti Zahra. Beliau punya pengalaman hidup yang luar biasa. Dari situ saya kepikiran, bagaimana kalau kisah-kisah ini disatukan menjadi satu cerita,” ujar Khadijah.

Tokoh Safeea dalam buku digambarkan sebagai anak yang harus berpisah dari ibunya sejak kelas 6 SD. Sejak saat itu, ia menjalani kehidupan keras, penuh tekanan, bahkan kekerasan, demi satu harapan sederhana, yakni bertemu kembali dengan sang ibu.

Rumah, Ibu, dan Luka yang Tak Pernah Sederhana

Tema rumah dan ibu menjadi napas utama dalam buku ini. Bagi Khadijah, rumah bukan sekadar bangunan, melainkan tempat pulang, beristirahat, bercengkrama, dan mencurahkan segala perasaan. Sementara ibu adalah simbol ketenangan, kekuatan, dan kasih yang tak tergantikan.

Kedekatan emosional penulis dengan tema ini begitu terasa. Khadijah menggambarkan bagaimana tokohnya rela menunggu, bersabar, dan menahan sakit demi bertemu ibunya. Bahkan ketika harus mengalami kekerasan, janji untuk bertemu sang ibu menjadi satu-satunya alasan Safeea bertahan.

Salah satu adegan paling emosional adalah ketika Safeea jatuh sakit setelah mengalami kekerasan. Bukan orang terdekat yang membawanya ke rumah sakit, melainkan tetangga. Dari situlah sang ibu akhirnya datang—pertemuan pertama setelah perpisahan panjang yang sarat air mata dan luka.

Akhir yang Tidak Sempurna, Namun Penuh Cahaya

Di akhir cerita, Khadijah menggambarkan Safeea yang belum sepenuhnya menemukan rumahnya. Ia hanya sempat bersama ibunya selama empat bulan sebelum sang ibu meninggal dunia. Setelah itu, Safeea melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

“Mungkin belum sepenuhnya menemukan rumah, tapi Safeea sudah terbebas dari luka dan derita. Ia menemukan cahaya untuk menenangkan dirinya,” tutur Khadijah.

Proses Panjang dan Dedikasi Sosial

Proses penulisan buku ini memakan waktu lebih dari satu tahun. Kepergian sahabat yang menjadi sumber cerita sempat membuat Khadijah ingin berhenti. Namun, ia memilih melanjutkan dengan satu niat, yakni menjadikan buku ini sebagai penghormatan.

Hasil penjualan buku Tentang Safeea ini ia alokasikan untuk kegiatan sosial, khususnya rumah Qur’an bagi anak-anak kurang mampu yang Khadijah bina, serta Mushola Al Amin di Taiwan.

Harapan untuk Pembaca

Khadijah berharap buku ini tidak hanya dibaca sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bahan refleksi, terutama bagi para orang tua.

“Buku ini bisa jadi pelajaran parenting, tentang kesabaran, perjuangan, dan keteguhan. Untuk siapa pun yang hidup dalam keterbatasan, jangan merasa tidak mampu meraih cita-cita. Selama bersabar dan bertahan, pasti ada jalan,” ungkapnya.

Melalui Tentang Safeea, Khadijah tidak hanya mengajak pembaca menyelami luka seorang anak, tetapi juga mengajak pembaca untuk belajar tentang makna rumah, arti kehadiran ibu, serta harapan yang tetap hidup meski dunia kerap tak berpihak.

Buku karya Khadijah ini dapat kamu pesan melalui toko resmi Detak Pustaka atau kamu bisa langsung memesan lewat tautan berikut: Tentang Safeea. Segera beli bukunya sekarang dan ikuti perjalanan kisah Safeea yang penuh perjuangan, air mata, hingga harapan baru yang menyapa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.