Detak Tribe – Fadli Zon, mengusulkan agar penulisan sejarah nasional Indonesia dilakukan dengan menggunakan tone positif. Menurutnya, sejarah bukan hanya soal mencatat peristiwa masa lalu secara kronologis, tetapi juga membentuk cara pandang generasi mendatang terhadap bangsanya sendiri.
Fadli menilai selama ini banyak narasi sejarah Indonesia yang ditulis dengan pendekatan kritis yang berlebihan hingga menimbulkan citra negatif terhadap tokoh atau momen penting dalam perjalanan bangsa.
“Penulisan sejarah seharusnya membangun kebanggaan nasional. Bukan berarti menghilangkan fakta, tetapi kita bisa memilih sudut pandang yang membangun optimisme dan identitas bangsa yang kuat,” kata Fadli yang mengutip dari berita Kompas.com.
Ia mencontohkan bagaimana negara seperti Jepang, Amerika Serikat, atau Tiongkok menulis sejarah bangsanya dengan menonjolkan keunggulan dan semangat nasionalisme, meski tetap mengakui kekeliruan masa lalu.
Dalam konteks Indonesia, Fadli menilai sudah saatnya penulisan sejarah dilakukan dengan pendekatan yang lebih proporsional dan membangun, bukan hanya mengangkat sisi konflik, kegagalan, atau sisi gelap masa lalu.
Fadli juga menekankan pentingnya peran negara dalam membentuk narasi sejarah nasional yang lebih positif, termasuk melalui kurikulum pendidikan. Ia khawatir generasi muda akan kehilangan jati diri nasional jika terus dijejali narasi sejarah yang depresif atau penuh konflik internal.
Meski demikian, sejumlah akademisi mengingatkan agar pendekatan tone positif tidak berarti manipulatif. Keseimbangan antara objektivitas sejarah dan semangat nasionalisme tetap harus dijaga agar tidak jatuh pada glorifikasi atau propaganda.
Pernyataan Fadli Zon pun menuai beragam tanggapan di ruang publik, sebagian menyambut baik semangat nasionalismenya, sementara yang lain mengingatkan pentingnya menjaga integritas dan kebenaran dalam penulisan sejarah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.
