Detak Tribe – Dalam Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 yang berlangsung di Nusa Dua Bali pada Kamis (19/09/2024) lalu, Bank Dunia menjelaskan bahwa harga beras di Indonesia 20 persen lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Meski demikian, kesejahteraan petani justru berada jauh di bawah rata-rata. Survei Terpadu Pertanian tahun 2021 menjelaskan bahwa pendapatan petani di Indonesia kurang dari 1 USD atau Rp 15.207 dalam satu hari.
Kemudian dalam satu tahun, total pendapatan berada di bawah 341 USD atau setara dengan Rp 5 juta. Pendapatan ini tentu tak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani.
Biaya produksi yang tinggi membuat konsumen membayar harga beras dengan tinggi. Namun, keuntungan yang diterima petani justru rendah karena rantai distribusi beras yang begitu panjang.
Survei yang sama juga menunjukkan bahwa pendapatan petani tanaman hortikultura atau perkebunan lebih tinggi dibandingkan dengan petani tanaman pangan, khususnya beras.
Carolyn Turk, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, menjelaskan penyebab tingginya harga beras di Indonesia. Pertama kebijakan pemerintah mengenai impor beras, kemudian kenaikan biaya produksi, hingga ke pengetatan tata niaga melalui non tarif.
Lebih lanjut, harga beras yang kian mahal di Indonesia juga membawa dampak yang semakin serius bagi masyarakat secara luas. Hal ini karena harga beras yang kian tinggi semakin mempersulit masyarakat menengah ke bawah untuk membeli makanan yang sehat dan bergizi.
Hal ini didasarkan pada catatan Bank Dunia yang menyebutkan bahwa saat ini hanya sebanyak 31 persen penduduk Indonesia yang mampu membeli makanan sehat dan bergizi. Sisanya kesulitan untuk membeli makanan sehat dan bergizi, seperti sayuran, telur, ikan, dan daging.
Carolyn Turk menyebut bahwa ini harusnya menjadi perhatian pemangku kebijakan. Mengingat rencana untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045 mendatang takkan tercapai bila bahan pangan kian sulit didapat karena harga yang tinggi.
Dirinya juga menjelaskan bahwa langkah awal yang dapat diambil adalah dengan memastikan harga pangan yang terjangkau.
Terutama beras yang dinilai sebagai salah satu sumber gizi dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Sebab pertumbuhan ekonomi dan pembangunan mustahil tercapai bila tak membentuk SDM terlebih dahulu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.