Detaktribe.com – UNESCO merilis daftar situs warisan dunia yang terancam punah. Tercatat puluhan situs warisan dunia akan mengalami kepunahan karena perubahan iklim. Beberapa diantaranya berasal dari Indonesia.
Perubahan iklim menjadi masalah serius di era modern. Kondisi cuaca yang tidak menentu akibat efek rumah kaca juga berdampak pada warisan budaya terutama di Indonesia.
Melansir website resmi UNESCO dan laman Tempo, berikut daftar situs warisan budaya di Indonesia yang terancam punah:
1. Hutan Hujan Tropis Sumatera
Hutan yang memiliki luas 2,595,124 hektar dan mencangkup 3 taman nasional sekaligus. Taman Nasional Gunung Leuseur, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan berada dalam area hutan hujan tropjs meski terpisah jarak cukup jauh.
Hutan hujan tropis Sumatera merupakan salah satu hutan terbesar di Asia Tenggara dan menyimpan keberagaman spesies flora dan fauna. Salah satu gunung terbesar di Indonesia yaitu Gunung Kerinci juga masuk ke dalam kawasan ini.
Hutan ini juga menawarkan keindahan alam yang menakjubkan. Meski begitu, UNESCO memprediksi umur hutan hujan tropis ini hanya sampai 50 tahun.
Ancaman pembangunan jalan, pembakaran hutan, dan pembuatan lahan pertanian menghantui keberlangsungan hidup hayati dan hewani di hutan tersebut.
2. Tambang Batubara Ombilin Sumatera
Salah satu tambang tertua di Asia Tenggara ini sudah beroperasi sejak abad ke-19. Para pekerjanya mayoritas adalah narapidana dari Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Karena bernilai sejarah tersebut, pada tahun 2019 UNESCO memamasukan Tambang Batubara Ombilin sebagai situs warisan budaya.
Namun, situs warisan budaya ini terancam punah karena perubahan iklim. Kawasan tambang tersebut rentan terhadap banjir. Selain itu, cuaca panas ekstim dapat mengakibatkan kekeringan.
3. Sistem Subak di Bali
Di Bali terhadap sistem irigasi tradisional terbaik yang memungkinkan penyebaran air secara merata ke seluruh lahan pertanian. Sistem tersebut dinamakan sistem subak.
Subak juga berasal dari filosofi hindu yang berbunyi “Tri Hita Karana” yang memiliki arti “tiga penyebab kebahagiaan”. Sistem subak juga melibatkan upacara keagamaan untuk memohon berkah dan menjaga keseimbangan alam.
Sistem subak terancam punah seiring menurunnya minat bertani pada generasi muda. Tekanan dari sektor pariwisata yang mempengaruhi sistem air dapat merusak sistem subak.
Pemakaian pupuk kimia dan pestisida berlebihan membuat kualitas tanah menurun. Selain itu, sebanyak 1,000 hektar sawah di Bali beralih fungsi untuk perumahan dan pariwisata.
4. Taman Nasional Komodo
Satu-satunya rumah untuk tempat tinggal kadal terbesar di dunia ada di Lombok, tepatnya di Pulau Komodo.
UNESCO memasukan Taman Nasional Komodo sebagai situs warisan dunia pada tahun 1991 karena keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Taman Nasional Komodo merupakan habitat asli bagi hewan komodo. Kawasan tersebut juga memiliki daya tarik wisatawan karena memiliki pemandangan alam yang indah.
Sayangnya, tempat itu juga terancam punah karena perubahan iklim. Naiknya suhu global dan permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi 30% habitat yang cocok dengan komodo dalam 45 tahun ke depan.
Aktivitas manusia seperti pariwisata yang tidak terkendali serta pemburuan satwa langka juga merupakan ancaman bagi hewan yang dilindungi.
Masih banyak manusia yang belum sadar dan terus melakukan eksploitasi terhadap alam di Pulau Komodo untuk kepentingan pribadi.
Banyaknya ancaman terhadap situs warisan dunia yang bernilai seharusnya menjadi pembelajaran untuk kita semua. Pemerintah harus memberikan kebijakan yang berkaitan dengan penjahat hutan yang semena-mena terhadap lingkungan.
Sebagai masyarakat, kita juga harus turut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan. Edukasi dan pemanfaatan teknologi digital diperlukan untuk membantu melindungi situs-situs warisan dunia untuk generasi mendatang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.