Inspirasi

Kisah Penulis Halo Penyair Adi Warma, Guru yang Menginspirasi Lewat Puisi

×

Kisah Penulis Halo Penyair Adi Warma, Guru yang Menginspirasi Lewat Puisi

Sebarkan artikel ini
Kisah Penulis Halo Penyair Adi Warma, Guru yang Menginspirasi Lewat Puisi
Adi Warma, penulis inspiratif Halo Penyair. (Dok. narasumber).

Detak Tribe – Halo Penyair yang merupakan bagian dari Halo Penulis Group adalah rumah yang berhasil melahirkan banyak penulis hebat. Uniknya, para penulis tersebut memiliki kisah berbeda di balik karier menulisnya. Salah satu cerita unik datang dari penulis Halo Penyair yaitu Adi Warma.

Adi Warma merupakan seorang guru yang memiliki kecintaan besar terhadap dunia kepenulisan. Di sela kesibukannya mengajar, ia tetap aktif menulis dan mengikuti berbagai kegiatan literasi.

“Saya seorang guru yang senang menulis. Di sela kesibukan sebagai guru, saya menulis buku dan ikut event-event menulis puisi, cerpen dan sebagainya,” ujarnya dalam wawancara.

Kecintaannya terhadap dunia tulis-menulis berawal dari kebiasaannya mengikuti kelas menulis. “Awalnya saya sering ikut kelas menulis buku ajar, buku referensi, buku antologi juga. Kemudian karena jiwa menulis itu sudah menjadi kebiasaan, saya nggak pernah mau hanya menulis di satu penerbit saja,” jelasnya.

Adi Warma kemudian mengenal komunitas penulis yakni Halo Penyair, yang kemudian menjadi wadah untuk menyalurkan ekspresi dan ide-ide kreatifnya. “Saya ketemu dengan event-event yang dibuat oleh Halo Penyair. Saya mencoba mengikutinya, sehingga pada suatu hari ada tema yang diusung oleh Halo Penyair yang sesuai dengan kondisi yang saya alami saat itu,” ungkapnya.

Kerennya lagi, ketertarikan Adi terhadap dunia menulis ternyata sudah tumbuh sejak masa sekolah. “Ketertarikan sama dunia penulis itu pertama kali waktu saya membuat sebuah cerita tentang perjalanan hidup saya waktu sekolah yang saya tuangkan dalam lomba bercerita,” ujarnya.

Sebagai penulis yang aktif, Adi mengaku kerap mengikuti banyak event menulis, terutama yang diselenggarakan oleh Halo Penyair. “Yang paling sering saya ikuti adalah event Halo Penyair, boleh dikatakan dua kali dalam sebulan kalau nggak salah,” tuturnya.

Melalui berbagai ajang itu, ia telah memiliki banyak karya yang dibukukan. Menurutnya, hal yang paling sering membuatnya tergerak menulis adalah tema yang sesuai dengan suasana hatinya.

Ketika ditanya mengenai persaingan antara puisi dan konten video pendek di era digital, Adi menilai bahwa puisi masih memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya. “Kalau menurut saya justru semakin besar peluang puisi untuk tetap eksis,” ujarnya.

Ia berpendapat bahwa puisi memiliki kekuatan yang tidak dimiliki media lain. “Kalau hanya video dan konten itu masih kurang yakin orang yang bacanya. Apakah sesuai aslinya atau hanya kebetulan saja. Tapi kalau puisi itu lahirnya kata-kata memang harus ada renungan suci dulu,” tambahnya.

Keikutsertaan Adi dalam komunitas Halo Penyair ternyata memberi dampak besar dalam perjalanan karier menulisnya. Ia mengaku, dirinya lebih dikenal banyak orang saat berhasil menerbitkan buku dari hasil event Halo Penyair.

“Contohnya saja, dulu saya nggak dikenal orang. Semenjak saya punya karya dalam bentuk puisi dan buku, mulai dikenal dari masyarakat biasa sampai pejabat lho kak.” ujarnya dengan rasa bangga.

Meski begitu, pengalaman menulis tak selalu berjalan mulus. Adi sempat mengalami hal-hal lucu selama mengikuti event, seperti setiap kali lolos dan harus membeli buku hasil event, dirinya selalu tidak punya uang. Bahkan, pihak Halo Penyair harus memberi dispensasi.

Menutup wawancara, Adi Warma memberikan pesan penuh makna untuk generasi muda yang baru ingin menekuni dunia kepenulisan. Ia menyampaikan bahwa menulis terkadang berawal dari rasa malu, takut, atau kurang percaya diri. Namun, ia menegaskan bahwa semua perasaan itu justru menjadi bagian dari proses menjadi penulis sejati.

“Semakin menulis dengan rasa malu, takut salah dan kurang percaya diri, akhirnya tercipta sebuah karya yang luar biasa. Jadi, jangan takut malu, takut salah dan kurang percaya diri. Tetaplah menulis, karena dengan menulis kita akan dikenal sepanjang masa,” tutupnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.