Detak Tribe – Balai Bahasa Papua menunjukkan komitmen kuatnya dalam melestarikan bahasa ibu melalui penyelenggaraan Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 yang berlangsung di Sentani.
Festival yang melibatkan partisipasi siswa dari 10 sekolah se-Papua ini merupakan bagian dari program revitalisasi bahasa daerah yang telah dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia sejak tahun 2022.
Kepala Balai Bahasa Papua, Sukardi Gau, mengungkapkan bahwa festival ini telah memasuki tahun ketiga pelaksanaannya. Program revitalisasi bahasa yang dijalankan mencakup 10 kabupaten/kota di tanah Papua, dengan fokus pada pelestarian berbagai bahasa daerah.
Di antaranya bahasa Biyekwok/Biyaboa dari Kabupaten Keerom, bahasa Tobati dari Kota Jayapura, bahasa Sentani dari Kabupaten Jayapura, bahasa Sobey dari Kabupaten Sarmi, dan bahasa Dani/Hubula/Baliem dari Kabupaten Jayawijaya. Tidak ketinggalan bahasa Kamoro dari Kabupaten Mimika, bahasa Biak dari Kabupaten Biak, bahasa Hatam dari Kabupaten Manokwari, serta Bahasa Moi dari Kabupaten Sorong.
Dalam implementasinya, program revitalisasi bahasa daerah ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan strategis. Dimulai dengan menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah di 10 kabupaten/kota yang menjadi target program.
Langkah berikutnya adalah memberikan pelatihan kepada guru-guru utama melalui bimbingan teknis (bimtek). Pelatihan ini dimaksudkan agar para guru memiliki kompetensi yang memadai untuk mengajarkan bahasa daerah kepada para siswa mereka.
Festival Tunas Bahasa Ibu sendiri dirancang sebagai wadah yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempraktikkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa daerah mereka.
Lebih dari sekadar sebuah festival, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kebanggaan dan sikap positif terhadap bahasa daerah. Sukardi Gau menekankan bahwa bahasa daerah memiliki kedudukan yang setara dengan mata pelajaran lainnya seperti Matematika, Fisika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia.
Sementara itu, Maria Veronica Irene Herdjiono selaku Kepala Pusat Prestasi Nasional menyampaikan bahwa festival ini sejalan dengan program nasional untuk mewujudkan generasi emas Indonesia 2045.
Menurutnya, pengembangan talenta di bidang sastra, termasuk penguasaan bahasa daerah, merupakan salah satu fokus yang perlu didorong untuk mencapai tujuan tersebut. Upaya ini tidak hanya berlaku di Papua, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia, sebagai bagian dari strategi komprehensif dalam mengembangkan potensi generasi muda Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.