Detak Tribe – Dugaan kebocoran data 6 juta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pertama kali dibeberkan oleh Teguh Aprianto, pegiat keamanan siber, di akun X miliknya @secgron.
Twit tersebut juga menunjukkan foto tangkapan layar akun Bjorka yang menjual 6 juta data NPWP dan NIK atau Nomor Induk Kependudukan senilai 10.000 USD atau setara dengan RP 153 juta.
Dari 6 juta data tersebut, sebanyak 25 data sampel teratas merupakan nama pejabat publik. Seperti milik Presiden Jokowi atau Joko Widodo, kemudian Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Jokowi yang juga merupakan Wakil Presiden (Wapres) terpilih, dan Kaesang Pangarep, anak bungsu dari Presiden Jokowi.
Pejabat publik lainnya yang termasuk ke dalam 25 data sampel tersebut adalah Sri Mulyani, Menteri Keuangan dan Airlangga Hartanto, Menko Perekonomian. Selain NPWP dan NIK, data lain yang ikut diretas adalah alamat rumah, email, serta nomor ponsel.
Aulia Postiera yang juga merupakan pegiat keamanan siber Ciberity, menjelaskan bahwa data yang diklaim telah diretas dan dijual di forum dark web merupakan data sensitif yang semestinya dilindungi dengan ketat.
Insiden peretasan ini kembali menunjukkan lemahnya keamanan siber di Indonesia, terkhusus dalam melindungi data-data pribadi warganya. Peristiwa yang kerap terjadi ini juga menjadi alarm pentingnya meningkatkan sistem keamanan siber yang lebih komprehensif di Indonesia.
Aulia Postiera juga melihat pola Bjorka yang melakukan peretasan data pada saat kondisi politik di Indonesia tengah krusial. Sehingga, asumsi bahwa Bjorka memahami dinamika sosial dan politik di Indonesia pun semakin menguat.
Aulia Postiera juga menyebut bahwa hal ini penting untuk diinvestigasi secara mendalam untuk memastikan sumber data yang diretas dan dijual. Langkah tersebut penting untuk mengetahui dan memahami bagaimana peretasan dan kebocoran dapat terjadi serta mengetahui apakah ada keterlibatan dari pihak dalam maupun luar negeri.
Sementara itu, Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal (Dirtipidsiber Bareskrim) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) diketahui tengah mendalami dan melakukan penyelidikan terhadap dugaan bocornya 6 juta data NPWP, NIK, serta data lainnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.