Detak Tribe – BukaLapak dikabarkan menutup layanan operasional penjualan produk fisik di marketplace.
Keterangan tertulis yang diberikan BukaLapak pada hari Selasa (7/1/2025) kemarin, menyebut bahwa keputusan ini merupakan proses transformasi yang dilakukan guna meningkatkan fokus terhadap produk virtual.
Manajemen PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mengaku bahwa keputusan ini ke depannya akan berdampak kepada usaha Pelapak, sehingga BukaLapak semakin berkomitmen untuk menjadikan proses transisi ini berjalan dengan sebaik mungkin.
Pihak manajemen juga menjelaskan telah mempersiapkan panduan yang dapat mempermudah Pelapak dalam melakukan proses transisi. Pelapak dapat mengikuti langkah-langkah tersebut untuk menyelesaikan saldo serta melakukan pengembalian dana.
Tanggal 9 Februari 2025 pada pukul 23:59 WIB mendatang, tercatat menjadi tanggal terakhir pembeli dapat melakukan pemesanan untuk kategori produk fisik.
Sementara kurang dari satu bulan, yakni mulai dari tanggal 1 Februari 2025, fitur menambahkan produk baru dalam marketplace Bukalapak akan dinonaktifkan.
Lebih lanjut, seluruh pesanan yang sampai dengan tanggal 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB belum juga diproses, maka secara otomatis akan dibatalkan oleh sistem.
Biaya dari pesanan yang telah dilakukan tersebut nantinya akan otomatis dikembalikan lewat BukaDompet kepada para pembeli.
Keperluan lainnya seperti melakukan pencairan dana di luar tanggal 14 Maret 2025 mendatang, dapat dilakukan melalui email ke Bukalapak dengan tautan bl.id/bukabantuan.
BukaLapak adalah platform e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajri Rasyid pada tahun 2010 lalu.
Tujuan dari berdirinya BukaLapak saat itu adalah memberi sarana kepada pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memasarkan produk secara online.
Seiring berjalannya waktu, BukaLapak semakin memperluas cakupan kategori produk mereka. Keputusan ini membuat rata-rata transaksi harian BukaLapak mencapai Rp 500 juta di tahun ketiga mereka berdiri, yakni 2013.
Jumlah penjual yang bergabung saat itu adalah lebih dari 80.000 penjual. Selang 10 tahun berikutnya, tepatnya pada 6 Januari 2020, Achmad Zaky mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO BukaLapak.
Posisi tersebut kemudian digantikan oleh Rachmat Kaimuddin, sementara Achmad Zaky kemudian berperan sebagai penasihat di BukaLapak.
Selepas mundurnya Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono dan Muhamad Fajrin Rasyid turut memutuskan untuk mengambil langkah serupa.
Perubahan ini tentu sebagai penanda perubahan strategi perusahaan, terutama dalam menghadapi persaingan di industri. Kemudian terhitung tanggal 27 Juli 2021, BukaLapak mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Keputusan ini membuat BukaLapak menjadi salah satu perusahaan teknologi di Indonesia yang berhasil melakukan penawaran umum perdana di pasar modal.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.