Bisnis

Imbas Tarif Trump, Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Anjlok, Turun Lebih dari Rp 53.000 per Barel

×

Imbas Tarif Trump, Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Anjlok, Turun Lebih dari Rp 53.000 per Barel

Sebarkan artikel ini
1Imbas Tarif Trump, Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Anjlok, Turun Lebih dari Rp 53.000 per Barel
Ilustrasi, imbas tarif Trump, harga minyak mentah Indonesia (ICP) anjlok, turun lebih dari Rp 53.000 per barel. (pexels.com/Johannes Plenio)

Detak Tribe – Tarif Trump terus membuat gejolak dalam dunia ekonomi, tak terkecuali terhadap Indonesian Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia.

ICP pada bulan Maret 2025 ditetapkan berada di level 71,11 USD per barel. Angka tersebut turun sebanyak 3,18 USD bila dibandingkan dengan harga bulan sebelumnya yang mencapai 74,29 USD per barel.

Bila dikonversikan, maka penurunan harga ini hampir mencapai Rp 54.000, tepatnya Rp 53.484 untuk setiap barelnya.

Lebih lanjut, Chrisnawan Anditya selaku Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (Plt KLIK) Kementerian ESDM, menyebut bahwa penurunan harga minyak mentah kali ini sebanding dengan penurunan harga minyak secara global.

Dalama siaran pers yang berlangsung pada hari Kamis (17/4/2025) kemarin, Chrisnawan menyebut bahwa penurunan secara global ini terjadi karena kekhawatiran terhadap meningkatnya tarif perdagangan yang ditetapkan Amerika Serikat.

Bila peningkatan tarif tetap dilanjutkan oleh Amerika Serikat, maka hal ini berpotensi besar mengganggu perekonomian global dan akhirnya menurunkan permintaan terhadap minyak mentah.

Selain itu, faktor lain yang turut mempengaruhi penurunan harga minyak mentah utama pada pasar internasional karena sinyal yang diberikan OPEC+ terkait kelanjutan rencana peningkatan produksi minyak pada bulan April 2025 ini.

Rencana peningkatan produksi minyak tersebut keluar usai Presiden AS Donald Trump memberikan tekanan kepada Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak.

Tak hanya itu, faktor lainnya yang berpengaruh terhadap penurunan harga minyak mentah karena stok minyak mentah komersial AS yang mengalami peningkatan sampai dengan 3,2 juta barel pada pertengahan bulan Maret 2025 lalu.

Stok ini meningkat dari yang awalnya sebanyak 433,8 juta barel pada akhir bulan Februari 2025 lalu menjadi 437 juta barel. Peningkatan ini pun merupakan bagian dari tren musiman saat permintaan di kilang pengolahan minyak mengalami penurunan.

Chrisnawan melanjutkan bahwa penurunan permintaan di kilang minyak terjadi sejalan dengan masuknya minyak di Eropa dan AS ke masa pemeliharaan rutin.

Masa tersebut merupakan tahap persiapan untuk menghadapi musim liburan pada musim panas dan umumnya dapat meningkatkan konsumsi terhadap bahan bakar minyak.

Lebih lanjut, dirinya menerangkan bahwa penurunan harga minyak yang terjadi di kawasan Asia Pasifik turut dipengaruhi dari sikap kehati-hatian kilang teapot yang berada di Cina. Kilang teapot adalah pembeli utama dari minyak-minyak mentah yang dikenai sanksi.

Kilang ini dikabarkan mulai menahan diri untuk melakukan pembelian dan tengah menilai risiko dari sanksi yang berpotensi besar diberikan AS kepada salah satu kilang teapot karena melakukan pembelian minyak dari Iran.

Sembari menahan diri, mereka juga menantikan perkembangan negosiasi damai yang saat ini dilakukan oleh Ukraina dan Rusia. Negosiasi damai ini nantinya dapat membuka jalan terhadap pelonggaran sanksi terhadap minyak mentah di Rusia.

Di bawah ini merupakan perkembangan rata-rata dari harga minyak mentah utama pada bulan Maret 2025 yang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bulan Februari 2025:

– Basket OPEC dari 76,81 USD per barel menjadi 74 USD per barel. Mengalami penurunan sebanyak 2,81 USD per barelnya.

– Brent (ICE) dari 74,95 USD per barel menjadi 71,47 USD per barel. Mengalami penurunan sebanyak 3,49 USD per barelnya.

– Dated Brent dari 75,16 USD per barel menjadi 72,60 USD per barel. Mengalami penurunan sebanyak 2,55 USD per barelnya.

– WTI (Nymex) dari 71,21 USD per barel menjadi 67,94 USD per barel. Mengalami penurunan sebanyak 3,27 USD per barelnya.

– Rata-rata harga minyak mentah Indonesia dari 74,29 USD per barel menjadi 71,11 USD per barel. Mengalami penurunan sebanyak 3,18 USD per barelnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.