Detak Tribe – Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) selama bulan Ramadhan akan diisi dengan makanan yang memiliki daya tahan yang lama, seperti makanan kering berupa susu, buah, kurma, maupun menu difortifikasi.
Dadan Hindayana selaku Kepala Badan Gizi Nasional, menjelaskan bahwa paket MBG tersebut juga dapat dibawa pulang oleh para murid. Tujuannya agar dapat disantap saat buka puasa tiba.
Dadan menyebut bahwa MBG akan dibagikan kepada para siswa ketika sekolah sudah usai. Sistem ini juga berlaku untuk para murid yang tak menjalankan puasa dan menganut agama selain Islam.
Pada kesempatan sebelumnya, Badan Gizi Nasional telah menyampaikan bahwa program MBG akan terus berlanjut selama bulan Ramadhan tahun ini. Hal yang berbeda adalah jadwal pembagian MBG berubah dan dibagikan ketika jam pulang sekolah.
Perubahan lainnya juga terletak pada menu yang disesuaikan agar tahan lama, sehingga dapat dimakan saat buka puasa tiba. Meski bukan makanan segar, namun Dadan Hindayana memastikan bahwa makanan kering yang dibagikan saat MBG tetap memiliki nilai gizi dan sesuai dengan kebutuhan harian tubuh.
Selain itu, dirinya juga menyebutkan perubahan berlaku pada jenis wadah atau tempat makan yang digunakan pada MBG. Hal tersebut mengingat menu MBG saat bulan Ramadhan akan dibawa oleh masing-masing murid ke rumah.
Badan Gizi Nasional pun mempertimbangkan untuk mengganti wadah MBG yang sebelumnya berupa nampan dengan bahan stainless steel yang dikembalikan setelah makan menjadi paper bag. Keputusan memilih bahan tersebut karena mudah untuk diuraikan.
Di lain sisi, Badan Gizi Nasional belum lama ini melakukan kerja sama resmi bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Kerja sama ini terbentuk untuk melakukan pengawasan bersama terhadap program MBG.
Ikrar tersebut diteken Dadan Hindayana dan Kepala BPOM RI Taruna dalam nota kesepahaman pada hari Kamis (23/1/2025) lalu di Kantor BPOM RI. Nota kesepahaman tersebut akan digunakan sebagai pedoman bagi BGN maupun BPOM Ri dalam menyusun berbagai langkah strategis untuk mengawal keamanan pangan di program MBG.
Lebih lanjut, Taruna menjelaskan bahwa BPOM RI turut berperan dalam memastikan kebersihan dan kesehatan makanan yang akan dibagikan dalam program MBG. Mulai dari pengawasan sebelum makanan diproduksi, kemudian ketika proses produksi berlangsung, dilanjutkan distribusi, sampai dengan penyimpanan.
BPOM RI juga terlibat dalam mitigasi risiko dalam pelaksanaan program MBG. Misalnya bila terjadi keracunan makanan yang dialami oleh para penerima manfaat program MBG. Taruna menyebut pihaknya akan bertindak cepat agar kejadian berbahaya, seperti anak-anak yang sakit sampai kehilangan jiwa tak terjadi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.