Budaya

Inovasi Digital: Strategi Kementerian Kebudayaan Lestarikan Warisan Budaya Nusantara

×

Inovasi Digital: Strategi Kementerian Kebudayaan Lestarikan Warisan Budaya Nusantara

Sebarkan artikel ini
Inovasi Digital: Strategi Kementerian Kebudayaan Lestarikan Warisan Budaya Nusantara
Pertunjukan kolaborasi wayang yang dihelat Kemenbud saat pembukaan Indonesia Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 di Benteng Vredeburg Yogyakarta pada Sabtu (23/11) malam. (ANTARA/HO-Kemenbud)

Detak Tribe – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) tengah menempuh terobosan baru dalam upaya melestarikan dan mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi muda. Melalui pendekatan inovatif yang memanfaatkan teknologi mutakhir, lembaga ini berupaya mentransformasi cara penyajian seni tradisional agar tetap relevan di era digital.

Dalam sebuah momen bersejarah, Kemenbud menggelar Indonesia Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, yang menghadirkan konsep kolaborasi spektakuler antara seni tradisional dan teknologi modern. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa adaptasi teknologi merupakan kunci utama dalam melestarikan warisan budaya bangsa.

Salah satu momen puncak festival tersebut adalah pertunjukan wayang kolaboratif yang menggabungkan berbagai jenis wayang – mulai dari wayang orang, wayang golek, hingga wayang kulit – dengan teknologi video mapping canggih. Pertunjukan ini berhasil menghadirkan lakon Dewa Ruci dalam durasi kurang dari satu jam, membuktikan bahwa sentuhan teknologi dapat membuat cerita-cerita klasik menjadi lebih dinamis dan menarik.

Wamenbudaya Giring Ganesha menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi seperti animasi, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan video mapping memberikan peluang besar bagi seniman untuk menghidupkan kembali kisah-kisah legendaris. Teknologi dapat mengubah pertunjukan tradisional menjadi lebih interaktif dan mengundang minat generasi muda.

Menariknya, meskipun mengintegrasikan unsur digital, Kemenbud tetap berkomitmen untuk menjaga keaslian dan pakem tradisional. Mereka yakin bahwa inovasi tidak berarti menghilangkan esensi budaya, melainkan menghadirkannya dalam kemasan yang lebih kontemporer dan mudah dicerna.

Festival yang memperkenalkan 13 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia yang telah diakui UNESCO ini menjadi bukti nyata bahwa kebudayaan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Dengan strategi adaptasi teknologi yang cerdas, Kemenbud optimistis dapat menjembatani kesenjangan antara tradisi dan modernitas, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya bangsa.

Pendekatan inovatif ini bukan sekadar upaya pelestarian, melainkan sebuah revolusi soft diplomacy yang memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke pentas global dengan cara yang lebih dinamis dan menarik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.