News

Kardinal Robert Prevost Terpilih Menjadi Paus, Pilih Nama Leo XIV dan Pernah Bertandang ke Papua

×

Kardinal Robert Prevost Terpilih Menjadi Paus, Pilih Nama Leo XIV dan Pernah Bertandang ke Papua

Sebarkan artikel ini
Kardinal Robert Prevost Terpilih Menjadi Paus, Pilih Nama Leo XIV dan Pernah Bertandang ke Papua
Kardinal Robert Prevost terpilih menjadi Paus, pilih nama Leo XIV dan pernah bertandang ke Papua. (AFP/TIZIANA FABI)

Detak Tribe – Jelang tengah malam, Kamis (8/5) WIB atau sore hari di Vatikan, asap putih keluar dari cerobong, menandakan terpilihnya Paus baru, sang penerus tugas Santo Petrus.

Umat yang memenuhi Vatikan maupun yang tengah menonton tayangan langsung melalui gawai bersorak dan berdoa sembari menunggu sosok Paus baru tersebut. Memohon agar selama masa kepemimpinannya selalu diberi petunjuk dalam melangkah.

Sekitar 45 menit, Paus baru akhirnya keluar, menyapa umat yang menunggunya. Dia adalah Kardinal Robert Prevost yang memilih nama sebagai Paus Leo XIV, nama yang kembali digunakan setelah satu abad lebih lamanya.

Pemilihan nama Leo menunjukkan komitmen Paus terhadap berbagai isu sosial yang selalu dinamis. Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menjelaskan bahwa nama Leo merupakan referensi langsung kepada Paus Leo XIII.

Tahun 1891 silam, Paus Leo XIII tercatat menulis ensiklik Rerum Novarum. Isinya adalah ajakan kepada umat Katolik untuk bersama-sama mengatasi kesengsaraan yang dialami kaum pekerja di tengah gejolak industrialisasi serta perubahan politik persatuan Italia.

Rerum Novarum merupakan pendekatan baru kepada kaum pekerja dengan topik hak para pekerja serta keadilan sosial. Pendekatan tersebut membuat koperasi sosial, surat kabar Katolik, sampai dengan bank akhirnya berdiri. Gerakan tersebut masih ada sampai hari ini.

Jubir Bruni juga menambahkan bahwa pemilihan nama Leo XIV berhubungan dengan kepausan yang kini hidup di tengah perubahan teknologi, utamanya terhadap AI.

Profesor studi agama Robert Orsi di Northwestern University, menyebut bahwa pemilihan nama ini merupakan pesan sejarah yang lebih luas. Leo XIII diketahui sosok yang tegas menentang Amerikanisme. Prevost nampaknya ingin menekankan kembali Gereja Katolik yang global serta universal dibandingkan dengan kecenderungan nasionalis.

Kehadirannya di Balkon Basilika Santo Petrus dengan menggunakan bahasa Italia serta Spanyol ditafsirkan sebagai indikasi yang jelas bahwa Paus Leo XIV tak menyesuaikan dirinya dengan kepentingan Amerika Serikat.

Paus Leo XIV sendiri diketahui Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat serta Ordo Santo Agustinus (O.S.A). Dirinya kerap mengkritik kebijakan yang dibuat oleh Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat, Trump dan Vance.

Sementara itu, perasaan suka cita atas terpilihnya Paus Leo XIV turut dirasakan oleh umat Katolik di Papua. Paus Leo XIV dikabarkan pernah bertandang ke tanah Papua pada tahun 2003 lalu saat dirinya menjabat Prior Jendral Ordo Agustinus sedunia.

Dirinya hadir ke Kota Sorong di Papua Barat Daya untuk merayakan setengah abad berkaryanya Ordo Agustinus di tanah Papua. Perayaan tersebut merupakan pengingat dari sejarah panjang dan penting terhadap pelayanan misioner yang dilakukan di wilayah timur Indonesia.

22 tahun akhirnya berlalu sejak lawatan tersebut dan Paus Leo XIV terpilih menjadi penggembala lebih dari satu miliar umat Katolik di dunia. Terpilihnya Paus Leo XIV juga menjadi harapan agar dirinya menjadi pewaris dari semangat perubahan yang telah dibangun oleh mendiang Paus Fransiskus.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.