News

Dua Tugu Baru di Samarinda Telan Anggaran Rp 2,2 M, Dikritik karena Tak Representatif

×

Dua Tugu Baru di Samarinda Telan Anggaran Rp 2,2 M, Dikritik karena Tak Representatif

Sebarkan artikel ini
Dua Tugu Baru di Samarinda Telan Anggaran Rp 2,2 M, Dikritik karena Tak Representatif
Dua tugu baru di Samarinda telan anggaran Rp 2,2 M, dikritik karena tak representatif. (Presisi.co/Gio)

Detak TribeDua tugu pesut Mahakam di Samarinda menghabiskan total anggaran sebesar Rp 2,2 miliar. Meski menghabiskan anggaran yang besar, hasil pembangunan kedua tugu tersebut menuai kritik tajam, baik dari akademisi, pengamat ekonomi, maupun masyarakat.

Tugu pesut Mahakam yang berada di Simpang Mal Lembuswana sendiri diketahui menghabiskan biaya sebesar Rp 1,1 miliar. Sementara tugu yang terletak di Samarinda Seberang menelan biaya sebesar Rp 1,8 miliar. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024.

Tugu pesut Mahakam disorot dan menuai kritik dari masyarakat. Pasalnya bentuk tugu tersebut sama sekali tidak mencerminkan kekhasan pesut Mahakam, yakni mamalia air tawar di Sungai Mahakam yang statusnya hampir punah.

Tak sedikit yang menyayangkan bahwa tugu pesut Mahakam tersebut dibuat dalam bentuk yang abstrak dan sulit dipahami. Pengamat ekonomi di Universitas Mulawarman, Purwadi, menilai bahwa hasil pembangunan tugu tak sebanding dengan besarnya anggaran yang dikeluarkan.

Tugu Pesut Mahakam tersebut juga jauh dari keinginan masyarakat Samarinda terhadap bentuk yang otentik. Lebih lanjut, Purwadi menyorot perlunya transparansi terhadap penggunaan dana publik.

Dirinya menegaskan bahwa pihak pemda harus membuka detail Rencana Anggaran Biaya (RAB), kemudian kontraktor pelaksana, sampai dengan tahapan pembangunan tugu. Dengan begitu masyarakat dapat menilai apakah proyek tersebut layak dengan besaran biaya yang dikeluarkan.

Purwadi turut menyarankan agar dana tersebut lebih baik digunakan untuk proyek lain yang bermanfaat nyata untuk masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur berupa fasilitas kesehatan dan gedung sekolah.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Eka Yusriansyah menyatakan bahwa desain tugu yang tak representatif justru mengaburkan ingatan kolektif masyarakat terhadap pesut Mahakam. Dirinya juga menjelaskan seni yang baik adalah seni yang dekat dengan masyarakat.

Pesut Mahakam dengan nama latin Orcaella brevirostris memiliki bentuk kepala yang bulat serta dengan kedua mata yang kecil. Sebagai mamalia air, pesut Mahakam bernapas menggunakan paru-paru.

Pesut Mahakam kerap kali keliru dan digambarkan sama seperti lumba-lumba. Pesut Mahakam sendiri diketahui tak melompat serta tak memiliki moncong seperti lumba-lumba.

Pesut Mahakam diketahui hanya berada di tiga sungai besar Asia Tenggara. Di Indonesia terdapat di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, sementara dua tempat lainnya adalah Sungai Irrawaddy dan Sungai Mekong.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.