Bisnis

Saham GoTo Melejit Usai Dikabarkan Merger dengan Grab

×

Saham GoTo Melejit Usai Dikabarkan Merger dengan Grab

Sebarkan artikel ini
Saham GoTo Melejit Usai Dikabarkan Merger dengan Grab
Saham GoTo melejit usai dikabarkan merger dengan Grab. (gotocompany.com)

Detak TribeSaham GoTo dikabarkan melejit ke zona hijau usai kabar merger dengan Grab Holdings Ltd beredar.

Saham Pt GoTo Gojek Tokopedia Tbk. tercatat melejit 3,70% ke level Rp 84 per saham. Hingga pukul 10.45 WIB, saham GoTo diperdagangkan dalam rentang harga Rp 81-86.

Lebih lanjut, saham GoTo sendiri diketahui menguat sebesar 20% sejak awal tahun atau year to date. Saham GoTo juga telah menguat sebesar 18,31% dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Sementara itu, pihak GoTo dikabarkan membantah isu merger bersama Grab. R A Koesoemohadiani selaku Corporate Secretary GoTo, menegaskan bahwa kabar tersebut hanya spekulasi yang tak didasari fakta.

Informasi tersebut dirinya berikan melalui keterangan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Selasa (4/2/2025) kemarin. Kabar GoTo dan Grab yang akan melakukan merger muncul di media dan menjadi perbincangan hangat.

Media internasional Bloomberg juga terlihat menyampaikan kabar tersebut. Dalam berbagai laporan media yang beredar menyebut bahwa kedua pihak perusahaan tengah membahas merger dan akan menyelesaikannya tahun 2025 ini.

Merger tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya operasional, kemudian mengakhiri kerugian, dan menekan persaingan yang terjadi di wilayah Asia Tenggara. Lebih lanjut, kabar merger kedua perusahaan ini telah terdengar sejak tahun 2020 lalu.

Di tahun-tahun sebelumnya, rintangan merger kedua perusahaan tersebut mencakup tak tercapainya kesepakatan dan potensi hambatan anti monopoli yang terjadi karena dominasi perusahaan di Indonesia dan Singapura.

Sementara itu, bila merger berhasil terwujud, maka kedua perusahaan berhasil dalam mengurangi biaya serta tekanan persaingan di wilayah dengan lebih dari 650 juta pengguna dan konsumen.

Alicia Yap dan Ferry Wong, analisis Citigroup, menyebut bahwa meger akan menghasilkan penghematan biaya karena perusahaan turut mengurangi subsidi pengguna serta mengintegrasikan sistem back-end yang dimiliki.

Sementara itu, Koeshoemohadiani memastikan bahwa dampak dari beredarnya kabar merger GoTo dan Grab tidak akan merugikan kegiatan operasional maupun kelangsungan usaha perseroan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news detaktribe.com.